• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 16 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Bukan hanya Kewajiban, Inilah 4 Makna Shalat yang Jarang Diketahui Muslim

Oleh Yudi
11 bulan lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
mengakhirkan shalat, subuh, shalat subuh, shalat, makna shalat, SHALAT ISTIKHARAH, shalat hajat, shalat, istighfar

Foto ilustrasi: Unsplash

1
BAGIKAN

SECARA bahasa, kata shalat menurut para pakar bahasa adalah berarti doa. Shalat diartikan dengan doa, karena pada hakikatnya shalat adalah suatu hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhannya, sebagaimana sabda Nabi SAW, yang artinya: “Sesungguhnya hamba, apabila ia berdiri untuk melaksanakan shalat, tidak lain ia berbisik pada Tuhannya. Maka hendaklah masing-masing di antara kalian memperhatikan kepada siapa dia berbisik”.

Adapun secara istilah, definisi shalat adalah sebuah ibadah yang terdiri dari beberapa perkataan dan perbuatan yang sudah ditentukan aturannya yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Lebih jauh, definisi ini merupakan hasil rumusan dari apa yang disabdakan Nabi SAW yang artinya: “Shalatlah kalian, sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Dengan demikian, dasar pelaksanaan shalat adalah shalat sebagaimana yang sudah dicontohkan Nabi SAW mulai bacaan hingga berbagai gerakan di dalamnya, sehingga tidak ada modifikasi dan inovasi dalam praktik shalat.

BACA JUGA: Shalat di Rumah karena Imam Masjid Shalat Berjamaah Terburu-buru, Bolehkah?

ArtikelTerkait

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

Kuisioner Test Kejujuran

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

Posisi Shalat Dalam Islam

Dalam Islam, shalat menempati posisi penting dan strategis. Ia merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi pembatas apakah seseorang itu mukmin atau kafir. Nabi SAW bersabda, “Perjanjian yang mengikat antara kami dan mereka adalah mendirikan shalat. Siapa yang meninggalkannya, maka sungguh dia telah kafir”.

Sedemikian pentingnya shalat, maka ibadah shalat dalam Islam tidak bisa diganti atau diwakilkan. Orang Islam masih diwajibkan shalat, selagi masih ada kesadaran di hatinya.

Oleh karena itu, pelaksanaan shalat bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada keadaan pelakunya (kalau tidak bisa berdiri boleh duduk, kalau tidak bisa duduk boleh berbaring, dan seterusnya).

Kandungan Makna Shalat

Berdasarkan paparan mengenai pentingnya posisi shalat dalam Islam di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Shalat merupakan faktor terpenting yang menyangga tegaknya agama Islam. Oleh karena itu, sudah sepatutnya, umat Islam memahami maknanya dengan sebaik-baiknya.

Dalam hal ini, secara umum, ada dua dimensi kandungan makna shalat yang dapat dipetik, yaitu dimensi individual (sifatnya kedalam) dan dimensi sosial (sifatnya keluar), karena sebagaimana definisi di atas, shalat adalah suatu ibadah yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Takbiratul ihram menunjuk pada dimensi individual, sedangkan salam menunjuk pada dimensi sosial.

Dimensi Individual

Shalat diawali dengan bacaan ‘takbiratul Ihram”, yang mengandung arti “Takbir yang mengharamkan”, yakni mengharamkan segala tindakan dan dan tingkah laku yang tidak ada kaitannya dengan shalat sebagai peristiwa menghadap Tuhan.

Takbir pembukaan itu seakan-akan suatu pernyataan resmi seseorang membuka hubungan diri dengan Tuhan, dan mengharamkan atau memutuskan hubungan diri dari semua bentuk hubungan dengan sesama manusia. Dengan demikian, takbiratul ihram merupakan ungkapan pernyataan dimulainya sikap menghadap kepada Allah.

Selanjutnya, sikap menghadap Allah tersebut akan mengantarkan seorang hamba untuk benar-benar menyadari bahwa saat itu (posisi shalat) ia sedang menghadap Khalik-nya. Oleh karenanya, dalam shalat, dianjurkan sedapat mungkin seseorang menghayati kehadirannya di hadapan Sang Maha Pencipta, sehingga seolah-olah ia melihat-Nya, dan kalaupun ia tidak melihat-Nya, ia harus menginsyafi sedalam-dalamnya bahwa Sang Maha Pencipta melihat dia.

Advertisements

BACA JUGA: Kenapa Shalat Subuh Kesiangan Bisa Bikin Gelisah Seharian?

Dari sini, jelas bahwa dalam shalat, seseorang diharapkan hanya melakukan hubungan vertikal dengan Allah, dan tidak diperkenankan melakukan hubungan dengan sesama makhluk (kecuali dengan keadaan terpaksa). Oleh karena itu, dalam literatur kesufian berbahasa Jawa, shalat dipandang sebagai “mati sajeroning urip” (mati dalam hidup). Di sinilah kemudian shalat juga sering disebut dengan ‘Mi’rajul mukminin’, dikiyaskan dengan mi’raj Nabi SAW, karena sama-sama merupakan peristiwa menghadapnya seorang hamba kepada Tuhannya.

Dimensi Sosial

Shalat diakhiri dengan salam, hal ini maksudnya bahwa setelah seorang hamba melakukan hubungan (komunikasi) yang baik dengan Allah, maka diharapkan hubungan yang baik tersebut juga berdampak pada hubungan yang baik kepada sesama manusia.

Dengan kata lain, jika seorang hamba dengan penuh kekhusyu’an dan kesungguhan menghayati kehadiran Tuhan pada waktu shalat. Maka diharapkan bahwa penghayatan akan kehadiran Tuhan itu akan mempunyai dampak positif pada tingkah laku dan pekertinya, kaitannya dengan kehidupan sosial.

Berkenaan dengan ini, salah satu firman Allah yang banyak dikutip adalah, “Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut [29]: 45).

Dengan jelas ayat di atas menunjukkan bahwa salah satu yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Hanya saja, dalam hal ini ulama berbeda pendapat ketika melihat kenyataan bahwa masih banyak di antara umat Islam yang shalat, tetapi shalatnya tidak menghalanginya dari melakukan perbuatan keji dan munkar.

Satu pendapat menyatakan bahwa shalat memang dapat mencegah pelakunya dari melakukan perbuatan keji dan munkar. Namun apabila ada seseorang yang sudah mengerjakan shalat, tetapi ia tetap melakukan perbuatan keji dan munkar, sebenarnya ia telah melakukan kegagalan dan kesia-siaan yang hal itu jauh lebih keji dan munkar.

Orang seperti inilah yang disindir al-Qur’an sebagai orang yang lalai dalam shalat, yang kelak aakan mendapatkan siksa. Allah berfirman, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”.(QS. Al-Maun [107]: 4-5)

Adapun satu pendapat yang lainnya mengatakan bahwa shalat adalah ibadah yang pelaksanaannya membuahkan sifat keruhanian dalam diri pelakunya yang menjadikannya tercegah dari perbuatan keji dan munkar.

Oleh karenanya, orang yang melaksanakan shalat, hati, pikiran, dan fisiknya menjadi bersih. Dengan demikian, shalat adalah cara untuk menggali potensi ruhaniah dalam rangka membersihkan diri dari sifat-sifat buruk dan tidak terpuji. Akan tetapi hal ini, tentu tidak berlaku secara otomatis.

BACA JUGA: Hukum Mandi untuk Shalat Jumat

Maksudnya, jika telah mengerjakan shalat, maka tidak otomatis ia menjadi orang yang baik, sebab boleh jadi dampak dari potensi itu tidak muncul karena adanya hambatan-hambatan, seperti lemahnya penghayatan terhadap kehadiran Tuhan.

Oleh karena itu, setiap pelaku shalat dituntut untuk selalu menghidupkan segala perilaku dan bacaan shalat tidak hanya dalam shalat, tetapi juga di luar shalat, lebih-lebih ditambah dengan bacaan-bacaan dzikir, sehingga penghayatan akan kehadiran Tuhan senantiasa terpelihara dalam setiap langkah kehidupannya.

Di sini jugalah salah satu hikmah mengapa shalat waktunya berbeda-beda; dimulai dari dini hari (Shubuh), diteruskan ke siang hari (Dzuhur), kemudian sore hari (Asar), lalu sesaat setelah matahari terbeam (Maghrib), dan akhirnya di malam hari (Isya’).

Hal ini agar terus terjadi proses pengingatan dan penghayatan kehadiran Tuhan, sehingga shalat dapat berfungsi sebagai pencegah dari melakukan perbuatan keji dan munkar, yang pada akhirnya tercipta kesejahteraan dan kedamaian antar sesama manusia. []

Tags: makna shalatShalat
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Adakah Wanita yang Boleh Tidak Memakai Hijab?

Next Post

Perlukah Seorang Santri Memperhatikan Masalah Politik?

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Kebiasaan yang Akan Menyebabkan Miskin Selamanya, Bahaya Stroke, Bahaya Akibat Sering Terkena Angin Malam, Miskin

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

15 Mei 2025
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

15 Mei 2025
Dosa Suami terhadap Istri, Kuisioner Test Kejujuran

Kuisioner Test Kejujuran

15 Mei 2025
kecoak

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

14 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Oleh Dini Koswarini
16 Mei 2025
0

Antisemit, Yahudi, Israel

Serangan Kilat, Terusirnya Yahudi dari Kota Madinah

Oleh Saad Saefullah
16 Mei 2025
0

Kebiasaan yang Akan Menyebabkan Miskin Selamanya, Bahaya Stroke, Bahaya Akibat Sering Terkena Angin Malam, Miskin

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Dosa Suami terhadap Istri, Kuisioner Test Kejujuran

Kuisioner Test Kejujuran

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Terpopuler

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0
Uang Istri, sedekah, gaji

Jumlah pasti penduduk Indonesia yang berpenghasilan sekitar Rp2 juta per bulan tidak tersedia secara langsung.

Lihat LebihDetails

Jenis-jenis Karbohidrat yang Lebih Berbahaya daripada Gula

Oleh Dini Koswarini
15 Mei 2025
0
Akibat Terlalu Sering Minum Minuman yang Manis, Karbohidrat

Berikut ini adalah jenis-jenis karbohidrat yang bisa lebih berbahaya daripada gula biasa, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan dan tanpa kontrol.

Lihat LebihDetails

Tanda-tanda Ginjal Bermasalah, yang Bisa Kenali Mulai dari Kepala hingga Kaki

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal

Menyadari gejala ini sejak dini penting untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah.

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud

Orang yang sering shalat tahajud biasanya memiliki ciri-ciri khas dalam kepribadian, akhlak, dan ruhiyahnya.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.