ISTILAH takjil pastinya sudah tak asing di kalangan muslim, apalagi di bulan Ramadhan. Takjil dikenal sebagai hidangan untuk berbuka puasa.
Tahukah, arti takjil yang sebenarnya?
Akhmad Danardi dari Artikel Pusat Buku Sunnah menjelaskan bahwa arti takjil yang sebenarnya ternyata bukan hidangan buka puasa.
BACA JUGA: Makan Minum saat Sahur dan Buka Ala Rasulullah
Dikutip dari laman Nasihatsahabat memang sebagian masyarakat masih mengartikan takjil sebagai makanan atau hidangan untuk berbuka puasa, padahal itu tidak benar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata takjil (ta’jil) berarti memercepat (dalam berbuka puasa). Hal ini sesuai dengan akar katanya dalam bahasa Arab, yakni ‘ajila atau menyegerakan.
Kata takjil / ta’jil artinya adalah bersegera. Ini diambil dari hadis Nabi Muhammad SAW.
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
La yazalunn asu bikhairin ma ‘ajjaluuhul fithro
“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” [HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098]
Makna takjil menurut ilmu bahasa Arab ialah “penyegeraan, bersegera, percepatan.” Sebuah kata dasar dari ajjala, yu’ajjilu artinya menyegerakan, memercepat.
Ta’jilul fitri artinya menyegerakan berbuka (puasa). Terlihat di sini, bahwa makna takjil tidak ada hubungannya sama sekali dengan makanan. Di sini pengertian takjil dengan jelas ditulis adalah “mempercepat ”. Dalam hal ini adalah memercepat berbuka saat tiba waktunya.
BACA JUGA: Masjid Ditutup, Komunitas Muslim Indonesia di AS Gelar Drive Thru Iftar
Jadi makna sebenarnya dari takjil adalah menyegerakan untuk berbuka puasa, bukan makanan atau hidangan untuk berbuka puasa.
Jika ada pernyataan “Orang Arab bertakjil dengan kurma” maka pengertian yang benar ialah mereka menyegerakan berbuka puasa dengan memakan kurma, bukan makanan berbuka puasa mereka adalah kurma (Kamus Almunjid 619, Al-Munawwir hal 1.063). []