SIAPA yang tidak tahu dengan Lukmanul Hakim?
Sosok yang sering disebut-sebut dalam Al-Qur’an ini dijadikan contoh teladan seorang bapak dalam mendidik anak. Nasehat dan petuahnya yang bijak banyak diabadikan oleh Allah di dalam al-Qur’an, bahkan namanya dijadikan salah satu nama surat di dalamnya. Padahal, ia bukanlah seorang nabi.
Tentu semua itu tidak mungkin terjadi kecuali atas bimbingan dari Allah.
Karena nasehatnya yang begitu bijak membuat sebagian ulama ada yang berkesimpulan bahwa Lukmanul Hakim adalah seorang nabi, beliau bisa mendapat ilham tersebut melalui wahyu yang diturunkan langsung dari Allah.
BACA JUGA: Membentuk Kemandirian Anak, Bisa dengan 2 Cara Ini
Dalam sebuah riwayat dari Jabir dari Ikrimah, ia berkata, “Lukman adalah seorang nabi.”( Tafsîr Ath-Thabari, Ibnu Jarir Ath-Thabari: X/208).
Lantas benarkah demikian? Berikut penjelasan dari para ulama.
Imam An-Nawawi berkata, “Para ulama berbeda pandangan tentang kenabian Lukman Al-Hakim. Imam Abu Ishaq Ats-Tsa’labi berkata, ‘Ulama sepakat bahwa Lukman Al-Hakim adalah orang bijak dan bukan nabi. Adapun Ikrimah, ia mengatakan bahwa Lukman adalah seorang nabi. Hanya ia sendiri yang mengemukakan pendapat itu’.” ( Syarh Shahîh Muslim, Nawawi: II/503).
Kemudian Sa’id bin Abi Urubah meriwayatkan juga dari Qatadah mengenai firman Allah, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman ….” Ia berkata, “Yaitu orang yang paham agama, dan bukan seorang nabi.” ( Fathul Bâri, Ibnu Hajar Al-Asqalani: VI/537).
Sementara itu Ibnu Katsir sendiri menjelaskan bahwa para ulama salaf berbeda pandangan mengenai Lukman Al-Hakim. Apakah ia seorang nabi ataukah seorang saleh tanpa kenabian. Ada dua pendapat tentang hal itu dan kebanyakan ulama berpendapat bahwa Lukman Al-Hakim adalah orang saleh, bukan nabi.
Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan dari Al-Asy’ats dari Ikrimah bahwa Ibnu Abbas berkata, “Lukman adalah seorang hamba sahaya dari Habasyah dan seorang tukang kayu.” Menurut Jabir bin Abdullah, Lukman adalah seorang lelaki pendek dan berhidung pesek yang berasal dari Naubah.
Yahya bin Sa’id Al-Anshari meriwayatkan bahwa Sa’id bin Al-Musayyib berkata, “Lukman adalah orang hitam dari Mesir dan berbibir tebal. Allah memberinya hikmah, tidak memberinya kenabian.” ( Tafsîr Ath-Thabari, Ibnu Jarir Ath-Thabari: X/208-209).
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Waki’ dari ayahnya dari Abu Al-Asyhab bahwa Khalid Ar-Rib’i berkata, “Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Zur’ah dari Shafwan dari Al-Walid dari Abdurrahman bin Yazid bahwa Jabir berkata, “Allah mengangkat derajat Lukman Al-Hakim karena hikmahnya. Kemudian seseorang yang pernah mengenalnya sebelum itu melihatnya dan berkata, ‘Bukankah kau hamba sahaya milik bani Fulan yang kemarin menggembala kambing?’
Lukman menjawab, ‘Betul.’
Orang itu bertanya, ‘Apa yang membuatmu mencapai kedudukan seperti yang aku lihat?
Lukman menjawab, ‘Takdir Allah, menunaikan amanah, berkata jujur, dan meninggalkan yang tidak berguna bagiku’.”
Selanjutnya Ibnu Abi Hatim berkata, “Secara tegas, atsar-atsar itu sebagiannya menafikan kenabian Lukman. Ada juga yang mengisyaratkan seperti itu, karena statusnya sebagai seorang hamba sahaya menafikan keberadaannya sebagai seorang nabi, mengingat para rasul diutus berasal dari keturunan kaumnya yang terhormat.
Sementara itu, atsar yang diriwayatkan Sa’id bin Abu Urubah dari Qatadah tentang firman Allah, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman ….” (Lukmân: 12). Yaitu, pemahaman tentang Islam. Ia bukan seorang nabi dan tidak diberi wahyu. Firman Allah, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman,” yaitu pemahaman, ilmu, dan keahlian bertutur kata. ( Tafsîr Al-Qur’ân Al-Adhîm, Ibnu Katsir: III/452-453).
BACA JUGA: Nasihat Lukman kepada Anaknya
Berdasarkan penjelasan ini maka yang benar bahwa Lukman bukan seorang nabi, seperti yang terlihat jelas dalam tekstual pernyataan Ibnu Katsir. Dan itulah yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir yang menafsirkan firman Allah, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman.” (Lukmân: 12). Yaitu, Allah memberi Lukman pemahaman dalam agama, akal, dan kebenaran dalam perkataan. ( Tafsîr Ath-Thabari, Ibnu Jarir Ath-Thabari: X/208)
Oleh karena itu, mayoritas salaf berpendapat bahwa Lukman Al-Hakim bukan seorang nabi. Hanya Ikrimah saja yang menyebutkan bahwa Lukman seorang nabi, itu pun bila penyandaran sanadnya benar. Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkannya dari hadits Waki’ dari Israil dari Jabir bahwa Ikrimah berkata, ‘Lukman adalah seorang nabi’.” Jabir yang dimaksud adalah Jabir bin Yazid Al-Ja’fi, perawi dhaif.
Wallahu a’lam. []
Sumber: Wisdom of Lukman Al-Hakim/Karya: Ibrahim Abdul Muqtadir/Penerbit: Aqwam Jembatan Ilmu