“Kamu, bandel banget ya, ayo masuk, malah main terus kerjanya, tuh lihat teman kamu khusyu menghapal, ayo sana duduk,” seru seorang guru dengan hardikan memanggil muridnya.
“Kamu, bapak ‘setrap’, pegang kuping, kaki diangkat sebelah, berdiri disini satu jam,” tukas bapak guru, suatu hari saat muridnya lupa mengerjakan PR.
“Dasar anak bandel, hujan-hujanan terus kerjanya, baju sampai kotor begitu,” teriak sang mama seraya menjewer putranya.
Wooow, ketiga kasus diatas kerap terjadi di rumah maupun di sekolah. Saat ditanya mengapa itu dilakukan oleh guru dan orangtua, jawabnya supaya anak nurut dan bisa ikut aturan.
Seolah tak ada cara lain selain marah, menghukum, menjewer, memukul dan kekerasan verbal juga kekerasan fisik lainnya untuk mendisiplinkan anak.
Pertanyaan saya, cara-cara mendidik seperti itu meneladani siapa?
Bukankah semua muslim teladan itu sudah jelas, Rasulullah SAW, Nabi Muhammad suri teladanku begitu ucapan yang selalu kita katakan. Tapi, mengapa dalam mendidik anak kita mengambil teladan lain?
Pernahkah ada riwayat yang menyampaikan bahwa Rasulullah memarahi, menjewer bahkan menghukum anak anak?
Dalam Islam, shalat adalah ibadah yang sangat wajib. Saat sedang sakit pun shalat tetap harus dilakukan boleh duduk atau berbaring. Bahkan, saking pentingnya saat berperang pun tetap shalat harus dilakukan.
Nah, cucu Rasulullah, Hasan dan Husen kok nggak dijewer, dimarahi apalagi dihukum setrap ya. Padahal ‘mengganggu’ kakeknya saat shalat, ibadah yang amat penting.
Saat anak lupa PR tiba-tiba disetrap, apakah mengerjakan PR lebih hebat dari ibadah shalat. Main kotor-kotoran, anak dijewer, apakah itu lebih hebat dari shalat?
Rasulullah SAW saja yang sudah dijamin surga baginya begitu bijaksana berbicara dan bersikap kepada anak-anak, mengapa orangtua dan guru seolah lebih hebat dari Rasulullah?
Saya yakin apa-pun yang Rasulullah ucap dan lakukan pasti sudah diberikan petunjuk oleh Allah. Pun segala sesuatu yang Rasulullah lakukan dalam mendidik anak-anak.
Maka, siapa lagi teladan yang akan kita jadikan panutan? Bukan kah kita sudah berikrar, Aku Ridho Allah Tuhanku, Ridho Islam Agamaku dan Ridho Nabi Muhammad Nabiku, suri teladanku. Allahummasolli a’la sayyidina Muhammad. []