DUGAAN pelecehan seksual dialami seorang siswi SMP di Kabupaten Blitar. Terduga pelaku adalah gurunya sendiri. Ironisnya, bukan pembelaan yang dia dapat, pelecehan ini malah membuat remaja tersebut justru dirundung oleh teman dan dipandang negatif tetangganya.
Ibu korban yang berinisial P menceritakan kronologi pelecehan yang dialami anaknya. Dia menjelaskan, kejadian tersebut berlangsung pada tanggal 20 September 2018 silam saat korban mengantar temannya berganti baju di kamar mandi sekolah. Keduanya merupakan siswi di sebuah SMP Negeri di Kecamatan Nglegok.
“Di depan kamar mandi ketemu Pak PMJ terus mereka salim. Tapi sama Pak PMJ anak saya dilarang ikut masuk nemenin teman ke kamar mandi. Dia disuruh duduk dekatnya, terus diajak masuk ke kamar mandi lainnya,” ungkap P, Kamis (15/11/2018).
BACA JUGA:Â Soal Video Guru di SMK Kendal, Mendikbud Sayangkan Becanda yang Kebablasan
P melanjutkan, insiden pelecehan terjadi di dalam kamar mandi oleh oknum pengajar olah raga dan Bahasa Inggris. Bahkan usai melecehkan korban, teman korban yang baru keluar kamar mandi juga dipeluk dan diciumi pelaku.
“Anak saya dilarang cerita ke orang lain. Begitu juga sama temannya,” imbuhnya.
Karena perlakuan seperti itu, kedua siswi tersebut kemudian menceritakannya kepada sejumlah teman sekelas dan kakak kelas mereka. Satu di antara kakak kelas tersebut lalu melaporkannya kepada suami P atau ayah korban.
“Besoknya ayahnya langsung melabrak ke sekolah. Tapi kepala sekolahnya pas nggak ada. Saya mau lapor polisi juga nggak tau gimana caranya,” tutur P.
Ayah korban kemudian meluapkan kemarahannya kepada sejumlah staf pengajar yang menemuinya. Namun setelah itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar turun tangan.
BACA JUGA:Â Pentingnya Guru Panutan
“Kami langsung menerima laporan dari kepala sekolahnya siang itu juga. Lalu besoknya yang bersangkutan PMJ kami tarik ke kantor dinas. Kami stop dulu aktivitas mengajarnya sampai ada keputusan hukum inkracht,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Budi Kusuma saat dikonfirmasi detikcom melalui telepon.
Namun sejak kejadian itu, korban menolak sekolah lagi karena mengaku diejek oleh beberapa teman yang mengetahui cerita itu. Bahkan tak hanya teman sekolah, sejumlah tetangga mereka juga ikut memandangnya secara negatif.
“Terkait informasi tersebut saya perintahkan Kasat Reskrim beserta unit PPA untuk melakukan penyelidikan dalam rangka pengumpulan keterangan perbuatan tersebut,” timpal Kapolresta Blitar AKBP Adewira Negara Siregar. []
SUMBER: DETIK