BANGUNAN itu berdiri di tepi Sungai Yamuna, India. Sangat megah. Dirancang sedemikian rupa, dengan inovasi dan interior seni tingkat tinggi.
Istana Mahkota namanya, atau dikenal dengan nama Taj Mahal. Didirikan oleh Shah Jahan, Kaisar Mughal yang kelima. Dibangun oleh lebih dari 20.000 pegawai dan menghabiskan waktu kurang lebih 22 tahun lamanya.
Bangunan yang kubah utamanya terbuat dari marmer itu disebut-sebut sebagai bangunan cinta.
BACA JUGA: Semalam Perpisahan dengan Istri Tercinta
Tiada lain dan tiada bukan, Taj Mahal didirikan atas nama cinta suami kepada istrinya.
Yang sejatinya adalah makam sang permaisuri, yakni Mumtaz Mahal. Berkorban demi cinta, demi kekasih belahan jiwa. Banyak orang berkata bahwa itu bukti cinta yang sejati.
Sungguh? “Ah, itu belum seberapa,” kata yang lainnya. Ada yang lebih dahsyat dari itu, yakni kisah cinta Romeo dan Juliet.
Romeo rela mati demi Juliet, rela mengorbankan nyawa demi kekasih pujaan hati. Seiya sekata. Hidup dan mati bersama. Itu baru namanya cinta.
Benarkah?
Bisa benar, juga bisa salah. Shah Jahan dan Romeo adalah dua lelaki yang berkorban demi kekasihnya. Ini bagus.
Menjadi bukti bahwa mereka telah mengorbankan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, demi yang kekasih dicintainya.
Cinta memang perlu bukti.
Tapi bukti yang bagaimana?
Tentu saja bukti nyata dari realita yang ada. Bukti yang otentik dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bukan bukti yang mengada-ada atau mengikuti akal dan pikiran belaka. Bukan, bukan bukti yang direkayasa.
Shah Jehan dan Romeo akan beroleh pahala jika yang mereka lakukan sesuai dengan tuntunan syariat.
Sebaliknya, mereka akan merugi dan tidak beroleh apa-apa, bahkan berbuah dosa, jika pembuktian cinta tidak sesuai petunjuk-Nya.
Seorang kekasih tentu ingin membuktikan cinta kepada kekasihnya. Ini kenyataan dan memang seperti itu keadaannya.
BACA JUGA: CLBK, Cinta Lama Belum Kelar?
Ada dorongan untuk berkorban dan memberikan yang terbaik bagi si dia. Memberi hadiah, mengantar pergi, dan berduaan adalah bukti untuk menyatakan cinta.
Bagi yang sudah menikah, boleh bahkan harus lebih dari itu. Bermesra dan sebagainya. Buktikan cinta dengan taati aturan Allah dan RasulNya.
Semoga pembuktian cinta mengantarkan pada berkah, pahala dan ridhaNya. []