BANYAk para sahabat yang berpendapat bahwa perjanjian Hudaibiyah merugikan kaum Muslim. Apalagi setelah melihat penderitaan yang dialami Abu Jandal. Di antaranya adalah Umar bin Khaththab.
Setelah perjanjian tersebut dibuat dan yang tersisa hanya pengesahan dan tanda tangan, Umar mendekati Abu Bakar dan berkata, “Wahai Abu Bakar, bukankah ia adalah Rasulullah?”
“Ya, tentu saja,” jawab Abu Bakar.
BACA JUGA: Ketika Abu Bakar Melempar Berhala dengan Batu
“Bukankah kita kaum Muslimin?” tanya Umar kembali.
“Ya, benar.”
“Bukankah mereka orang-orang musyrik?”
“Ya, benar.”
“Mengapa kita menghinakan agama kita?”
“Percayalah kepada Rasulullah, sungguh aku bersaksi bahwa dia adalah Rasulullah.”
“Aku juga bersaksi bahwa dia adalah Rasulullah.”
Kemudian Umar mendatangi Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah engkau adalah seorang Rasul?”
“Ya, benar.”
“Bukankah mereka orang-orang musyrik?”
“Ya, benar.”
“Mengapa kita menghinakan agama kita?”
“Aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak akan menyelisihi-Nya dan Dia tidak akan menyia-nyiakanku!”
BACA JUGA: Abu Bakar menjadi Sebab Turunnya Ayat Ini
Dialog Abu Bakar dengan Umar di atas menunjukan akan kesempurnaan iman Abu Bakar. Yang mana tidak ada keraguan sedikit pun dalam dirinya kepada keputusan Rasulullah. Bahkan yang sangat luar biasanya jawaban Abu bakar sma dengan jawaban Rasulullah. Padahal keduanya tidak saling menguping dialog satu dengan yang lainnya.
Abu Bakar mampu melihat setiap kebenaran yang diucapkan dan dilakukan Rasulullah, sehingga dia pun membenarkan setiap ucapan dan tindakan Rasulullah.
Sumber: The Golden Story of Abu Bakar As-Shiddiiq/ penulis: DR. Ahmad Hatta, MA/ Penerbit: Maghfirah Pustaka/ April 2014