PADA masa jahiliyah, bulan Safar sering dikaitkan dengan kejadian-kejadian buruk sehingga dalam benak mereka, bulan Safar banyak mendatangkan bala atau musibah. Padahal, seluruh waktu yang Allah SWT ciptaan merupakan hal yang baik. Yang menyebabkan waktu menjadi buruk adalah akibat perbuatan manusia itu sendiri.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang keperluannya tidak dilaksanakan disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya, ’Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu?’
Beliau bersabda: Hendaklah engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
Di bulan Safar, ada banyak peristiwa penting yang terjadi. Setidaknya ada 8 peristwa penting di bulan Safar.
Berikut 10 peristiwa penting yang terjadi di bulan Safar:
BACA JUGA: Peristiwa Penting di Bulan Safar
Hijrah pertama Rasulullah SAW
Salah satu momen bersejarah dalam khazanah Islam adalah hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah pertama tersebut terjadi pada bulan Safar. Rasulullah berangkat dari Makkah pada Bulan Safar, dan sampai di Madinah pada bulan Rabiul Awwal.
Dalam buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dapat diambil pelajarannya sebagai simpulan bahwa dakwah dan akidah dapat melepaskan seseorang dari setiap yang dicintainya, dan sebaliknya, segala sesuatu tidak akan dapat melepaskan dakwah dan akidah dari manusia.
Pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Khadijah
Sebagaimana yang kita ketahui, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, seorang bangsawan Suku Quraisy yang terpandang, cerdas, dan berakhlak mulia itu merupakan istri pertama Rasulullah SAW.
Menurut Ibnu Ishak, Rasulullah SAW menikahi perempuan yang disebut juga “Ummul Mukminin” itu tepat pada bulan Safar, yakni ketika Rasulullah SAW berusia genap 26 tahun.
Pernikahan Ali bin Abi Thalib RA dengan Sayyidah Fatimah
Dikutip dari keterangan Ibnu Katsir, bulan Safar rupanya bukan saja bulan pernikahan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah RA., melainkan juga bulan pernikahan putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah RA dengan seorang sahabat yang pandai, Ali bin Abi Thalib RA. Keduanya menikah tepat pada bulan Safar di tahun ke-2 Hijriah.
Ekspedisi Qutbah bin Amir bin Hadidah
Qutbah bin Amir adalah seorang dari Kaum Ansor. Pada Bulan Safar di tahun 9 hijriah, Rasulullah SAW mengutus Qutbah bin Amir menuju daerah yang dihuni Suku Khas’am, dekat dengan wilayah Bisah dekat Turabah.
Qutbah pergi dengan membawa 20 tentara, dan memerintahkannya untuk menyerang Suku Khas’am.
Islamnya Amr bin Ash
Amr bin Ash dikenal sebagai salah satu dari pemuka Suku Quraisy. Ia adalah seorang yang memiliki kelihaian dalam bertempur, bahkan dalam suatu pertempuran ia dapat menaklukkan Mesir dari cengkeraman Imperium Romawi dan Persia, sampai para sejarawan menjulukinya sebagai “Pembebas Mesir”.
Pada Bulan Safar pula inilah Amr bin Ash menjemput hidayah Allah SWT dan mulai menjadi sahabat setia Rasulullah SAW yang gagah berani. Menurut Ibnu Ishaq, keislaman Amr bin Ash dipengaruhi oleh Raja Negus, seorang penguasa dari wilayah Habasyah, Ethiopia. Amr bin Ash memilih Islam sebagai pegangan dan jalan hidupnya tepat pada tahun ke 8 Hijriah.
Perang Al-Abwa, Perang Pertama dalam Islam
Dalam terminologi sejarah keislaman, terdapat dua macam jenis perang, yakni Ghazwah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah SAW sendiri, dan Sariyah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh para sahabat.
Pada tahun pertama hijriah Bulan Safar, Rasulullah SAW. ikut andil dalam perang Abwa. Secara langsung, Rasulullah SAW turut terjun dalam medan perang yang kadangkala disebut juga sebagai perang Buwath itu.
BACA JUGA: Apa Itu Shalat Sunnah Safar?
Perang Khaibar
Dikutip dari buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, sekembalinya Rasulullah SAW dari Hudaibiyah pada bulan Dzulhijjah, beliau tinggal di Madinah selama beberapa hari pada bulan Muharram, lalu sisa hari dari bulan Muharram ke Bulan Safar itulah Rasulullah SAW pergi menuju Khaibar.
Dengan pasukannya yang berjumlah 1.400 orang disertai 200 pasukan berkuda itu, Rasulullah SAW mampu menaklukan Khaibar yang meliputi benteng-benteng terkenal bernama Naim, Qumush, Syiq, dan Nithah. Perang tersebut terjadi pada tahun ketujuh hijriah di Bulan Safar.
Datangnya utusan dari Bani Udzra menghadap Rasulullah SAW
Dikutip dari Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, pada tahun ke – 9 Hijriah, setelah penaklukan Makkah dan sekembalinya Rasulullah dari perang Tabuk, masuklah momen bersejarah di mana Rasulullah SAW menyurati raja-raja dan pemimpin-pemimpin di semenanjung Arab untuk masuk dalam naungan Islam. Selepas itu banyak kabilah-kabilah Arab mengirim utusan menghadap Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Salah satu di antaranya adalah Bani Udzra.
Melansir laman MUI disebutkan pada bulan Safar, utusan dari Bani Udzra yang berjumlah 12 orang datang menghadap Rasulullah SAW. Rasulullah lalu menyambutnya dengan memberi kabar gembira akan kemenangan Syam. Tidak lupa Rasulullah melarang Bani Udzrah untuk meminta pertolongan dari dukun, dan melarang mereka menyembelih hewan seperti yang biasa mereka lakukan selain untuk kepentingan kurban. []