SUDAH seharusnya kita mengenalkan Allah pada anak sejak dini. Agar kelak, anak mampu mencintai Allah dengan segenap hatinya. Orang tua harus mengenalkan Allah ‘Azza Wajalla dengan cara yang sesuai dengan pengertian dan tingkat pemikirannya.
Diajarkan kepadanya:
• Bahwa Allah Esa, tiada sekutu bagi-Nya.
• Bahwa Dialah Pencipta segala sesuatu.
Allah-lah Pencipta langit, bumi, manusia, hewan, pohonpohonan, sungai dan lain-lainnya. Pendidik dapat memanfaatkan situasi tertentu untuk bertanya kepada anak, misalnya ketika bejalan-jalan di taman atau padang, tentang siapakah Pencipta air, sungai,bumi,pepohonan dan lain-lainnya, untuk menggugah perhatiannya kepada keagungan Allah.
• Cinta kepada Allah, dengan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang dikaruniakan Allah
untuknya dan untuk keluarganya.
BACA JUGA:
Nasib Anak-anak Suriah Pengidap Kanker ‘di Ujung Tanduk’
BNPT: Waspada Anak-anak Jadi Target Radikalisme
Misalnya, anak ditanya: Siapakah yang memberimu pendengaran, penglihatan dan akal? Siapakah yang memberimu kekuatan dan kemampuan untuk bergerak? Siapakah yang memberi rizki dan makanan untukmu dan keluargamu? Demikianlah, ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang nyata dan dianjurkan agar cinta dan syukur kepada Allah atas nikmat yang banyak ini.
Metode ini disebutkan dalam Al Qur’an, dalam banyak ayat Allah menggugah minat para hamba-Nya
agar memperhatikan segala nikmat yang dikaruniakan-Nya, seperti firman-Nya,
“Tidakkah kamu perhatian sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang di
langit dan apa yang di bumi dan menyempumakan untukmu nikmatnya lahir dan batin,” (QS. Luqman : 20).
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rizki kepadamu dari langit dan bumi,” (QS. Fathir :3).
Dan dengan rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam
itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepadan-Nya,” (QS. Al Qashash : 73).[]
Sumber: Pendidikan Anak Dalam Islam/Karya: Yusuf Muhammad Al-Hasan