“SAYA mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak,” tegas Bung Karno suatu kali kepada Uni Sovyet.
Nikita Sergeyevich Khrushchev—Pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet 1961) balik bertanya, “Apa syarat yang Anda ajukan?”
Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”
Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno, “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?”
Bung Karno tersenyum sinis. “Kalau tidak ditemukan, ya sudah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda.”
https://www.youtube.com/watch?v=viFAr_GbwCE
Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.
Setelah makam ditemukan Khrushchev mengabari Bung Karno.
Sambil tersenyum Bung Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.”
Imam Al Bukhari dimakamkan di Samarkand tahun 870 M. []