BANYAK kisah tentang presiden pertama Republik Indonesia Ir. Sukarno. Salah satunya adalah betapa miskinya ia ketika akan meninggalkan Istana Negara.
Dalam memoarnya, Catatan Kecil Bersama Bung Karno, Fatmawati berkisah, “Setiap bulannya aku mendapat amplop dari gajinya Bung Karno yang jumlahnya tidak seberapa. Dari gaji itu aku cukupkan untuk keperluan makan dan lain-lainnya. Aku sendiri tak mencari uang untuk dapat membantu mencukupi kebutuhan.”
Mengenai gajinya, Sukarno sempat menceritakan dalam otobiografinya, Bung KarnoPenyambung Lidah Rakyat Indonesia. “Dan adakah seorang Kepala Negara lain yang melarat seperti aku dan sering meminjam-minjam dari ajudannya? Gajiku USD 200 sebulan dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluargaku. Dari segi keuangan tidak banyak kemajuanku semenjak dari Bandung,” kata Sukarno kepada Cindy Adam.
Ketika Bung Karno menerima surat dari Soeharto yang berisi perintah bahwa beliau yang harus meninggalkan Istana Merdeka secepat mungkin, ia langsung cepat-cepat mengemasi barang-barangnya. Tak ada satu pun barang-barang mewah yang juga ikut dikemasinya saat itu.
Bung Karno juga melarang anak-anaknya untuk membawa properti milik negara. Guruh yang ketika itu yang sudah menggulung antena televisi langsung menaruhnya kembali dengan raut muka kecewa. Keluar istana, tak ada barang-barang istana yang terbawa. Bung Karno sendiri hanya membawa kaos oblong cap cabe yang dikenakannya, serta sebuah bungkusan yang isinya adalah bendera pusaka. []