AMERIKA SERIKAT—Biro Penyelidik Federal (FBI) telah menyatakan kesedihannya lantaran para agennya belum menerima gaji, pasca ditutupnya pemerintahan AS atau Goverment Shutdown. FBI juga memperingatkan Presiden AS Donald Trump soal penutupan sebagian pemerintahan yang berkepanjangan telah menimbulkan dampak buruk.
FBI menyatakan hal itu bisa mengancam proses penyelidikan dan menurunkan motivasi para agen.
BACA JUGA: Pemerintah AS Tutup, Rupiah Menguat terhadap Dolar
“Para agen tetap bekerja untuk rakyat AS tetapi belum digaji, dan pimpinan FBI mencoba segala cara mempertahankan operasional dengan dana yang terbatas. Situasi ini tidak bisa terus-terusan terjadi,” demikian pernyataan disampaikan oleh Asosiasi Agen FBI (FBIAA), seperti dilansir AFP, Jumat (11/1/2019).
Mereka sudah mengirim petisi kepada Gedung Putih dan Kongres karena belum menerima gaji sejak 11 Januari disebabkan karena penutupan pemerintahan AS. Menurut mereka hal itu bisa membuat masalah keuangan bagi setiap agen, karena mereka harus makan minum dan membayar sejumlah tagihan bulanan.
“Gaji yang belum dibayar itu bisa menyebabkan keterlambatan ketika agen harus memperbarui izin-izin mereka, dan bahkan bisa membuat sejumlah agen kesulitan melanjutkan penyidikan,” demikian bunyi pernyataan itu.
“Masalah keuangan yang berlanjut ini bisa menyebabkan para agen dalam posisi rentan, dan bisa menyebabkan para agen FBI mempertimbangkan mencari pekerjaan baru yang lebih stabil bagi mereka dan keluarga,” lanjut isi pernyataan itu.
BACA JUGA: Pemerintah AS Alami Shutdown Kedua Kalinya
Lembaga itu beranggotakan 13 ribu agen khusus FBI. Mereka menangani segala macam perkara hukum, mulai dari kekerasan, kejahatan ekonomi, spionase, sampai terorisme.
Penutupan sebagian pemerintahan AS yang dimulai sejak 22 Desember 2018 hingga kini belum juga berakhir. Jika situasi ini berlanjut sampai Sabtu (12/1/2019) besok, maka ini menjadi yang terlama dalam sejarah AS. []
SUMBER: CNN