MADIUN–39 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Madiun dilanda musibah banjir bandang. Menurut pengakuan Bupati Madiun, Ahmad Dawami, banjir tersebut disebabkan hutan gundul di lereng Gunung Wilis.
“Hutan gundul, sehingga minimnya pepohonan membuat air tak mampu terserap dan membanjiri permukiman warga,” kata Kaji Embing, sapaan akrabnya, saat meninjau lokasi banjir di Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Kamis (7/3/2019).
BACA JUGA: Tol Ngawi-Kertosono Terpaksa Ditutup Sementara karena Banjir
Selain hutan gundul, lanjut Kaji Embing, tingginya intensitas hujan juga menjadi penyebab banjir di wilayahnya. Sehingga, air di sungai di lereng Gunung Wilis tidak mampu menampung volume air.
“Kemudian air mengalir ke Sungai Jeroan, air juga meluber ke pemukiman warga dengan ketinggian air hampir 1 meter,” ujarnya.
Adapun delapan kecamatan yang terdampak banjir, di antaranya adalah Kecamatan Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, dan Purwoasri. Hingga saat ini, belum ada laporan adanya korban jiwa dalam musibah ini.
BACA JUGA: TPA Overload, Kota Depok Terancam ‘Banjir’ Sampah
Banjir bandang terjadi di Kabupaten Madiun, sejak Selasa malam, 5 Maret 2019. Banjir ini terjadi setelah hujan turun cukup deras dalam beberapa jam sejak Selasa sore hingga malam. Hingga saat ini, air mulai berangsur surut. []
SUMBER: MEDCOM