Sebagian orang beranggapan bahwa kita hidup di dunia ini hanya untuk menuju akhirat, hal terebut seringkali di jadikan alasan untuk bermalas malasan dalam bekerja, dan juga enggan untuk melamar pekerjaaan. Padahal dalam Islam telah mewajibkan laki-laki yang mampu untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Maka berjalanlah ke segala penjuru, serta makanlah sebagian dari rizeki-Nya.” (QS. al-Mulk: 15).
Dalam ayat diatas menjelaskan, bahwa kita jangan hanya diam saja, tapi kita harus mempunyai keniatan untuk berusaha mencari jalan untuk menjemput rizki kita.
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sungguh pagi-pagi seseorang berangkat, lalu membawa kayu bakar di atas punggungnya, ia bersedekah dengannya dan mendapatkan kecukupan dengannya, sehingga tidak minta-minta kepada orang lain, jauh lebih baik baginya daripada meminta kepada orang lain, baik mereka memberinya atau menolaknya,” (HR. Muslim dan Turmudzi).
Hadits di atas menunjukkan kewajiban bagi seorang laki-laki untuk bekerja mencari nafkah. Karena sejatinya merekalah yang mempunyai kewajiban dalam menafkahi anak dan istrinya. Allah Subhanahu wa Ta’alaberfirman (yang artinya):
“Kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.” (QS. al-Baqarah: 233)
Setiap laki-laki yang mampu bekerja, Islam mewajibkannya untuk berusaha sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Adapun terhadap wanita, Islam tidak mewajibkan mereka untuk bekerja, tetapi Islam mewajibkan wali atau suaminya memberi nafkah kepada mereka.
Islam tidak menyukai laki-laki yang bermalas-malasan dan hanya menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
Sebagian orang kadang berkutat pada pola pikir yang salah tentang pekerjaan. Mereka baru menganggap bekerja jika duduk dalam kursi kantor, menjadi karyawan swasta atau pegawai negeri dengan gaji tetap perbulannya.
Pola pikir inilah yang menjadikannya berstatus pengangguran dalam waktu yang lama. Padahal pintu-pintu rezeki yang disediakan Allah tidak hanya sebatas lewat bendahara kantor.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “…maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Ayat diatas menunjukkan bahwa karunia Allah sangatlah luas. []
Red: Muhammad Fahmi.