Oleh: Aqila Ghania Syaakirah
aqilaghaniasyaakirah@gmail.com
SAAT ini, banyak sekali orang berlomba-lomba dalam urusan kecantikan. Bahkan uang dan waktu yang bisa kita gunakan untuk hal penting dan bermanfaat bagi sekitar, malah sering digunakan untuk kecantikan semata.
Bagi mereka yang memiliki rupawan cantik atau tampan, maka kehidupan mereka sangat beruntung. Mendapat pekerjaan menjadi mudah, karir lebih cerah, dan sering kali diistimewakan banyak orang. Ungkapan cantik atau tampan justru menjadi standar kebahagiaan seseorang.
BACA JUGA: Ini Dia 20 Rahasia Kecantikan Muslimah
Wajah rupawan dianggap sebagai level tertinggi manusia dan sebuah pencapaian tertinggi dalam kehidupan.
Namun pada faktanya, standar kecantikan seseorang yang hakiki adalah mereka yang mempunyai pola pikir dan sikap yang benar menurut standar hukum syara’. Yaitu standar yang berasal langsung dari Allah dan bukan dari pemahaman manusia.
Kecantikan seseorang tidak akan bisa menjamin bahagia atau tidaknya hidup kita. Dalam Islam, manusia yang paling mulia adalah yang paling tinggi takwanya kepada Allah, bahkan Allah sendiri yang menegaskannya dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13).
Ayat ini menjelaskan, bahwa takwa adalah penentu kemuliaan seseorang. “Cantik” atau “Tampan” itu relatif, belum tentu yang rupawan memiliki hati yang baik serta pola pikir yang benar. Cantik atau tampan karena nafsiah dan akliyahnya, itu baru sesuatu yang amat spesial.
Cantik dan tampan menurut Islam itu dilihat dari hatinya. Bagaimana dia bersikap dan berpikir tidak seenak-enaknya. Melainkan harus ada pijakan yang kita jadikan sebagai petunjuk dalam beraktivitas, yaitu Al-Qur’an.
Selain itu, harus ada tokoh terbaik yang mencontohkan kepada kita, agar kita mengerti dan tidak salah jalan. Siapa lagi kalau bukan Nabi Muhammad Sallahu‘Alaihi Wa Sallam, karena beliau adalah sebaik-baiknya suri tauladan.
BACA JUGA: Pemuda yang Tampan Luar Dalam
Sejatinya, mereka yang rupawan dari dalam memiliki kecantikan alami yang sejatinya tidak dimiliki orang lainnya. Jadi, alih-alih sibuk mempercantik diri yang juga bersifat sementara.
Seharusnya, sekarang kita memantapkan pemahaman kita dengan mengkaji Islam. Agar kita tahu, bagaimana sih caranya menjadi orang yang rupawan menurut kacamata Islam. Karena sejatinya, cantik dan gantengnya sikap dan tingginya iman menentukan kemuliaan kita di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. []