IA adalah orang tercinta di hati Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Ia meneguk air kejujuran dari kedua orang tuanya, dan makan di atas jamuan makanan nubuwah. Dialah Aisyah binti Abu Bakar, wanita yang bertakwa, suci, wara’, zuhud, dan juga memiliki pemahaman ilmu yang mendalam di antara umat ini .
Diriwayatkan dari Hisyam, dari ayahnya, ia berkata, “Aku mendampingi Aisyah. Belum pernah aku melihat seorang pun yang lebih mengetahui ayat yang diturunkan, kewajiban, sunnah, syair, ataupun riwayat melebihinya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui sejarah peperangan Arab, nasab, hukum, dan ilmu pengobatan melebihin Aisyah.’
BACA JUGA: Ketika Aisyah Meminta Izin Berjihad kepada Rasulullah
Aku pernah berkata kepadanya, “Wahai bibi! Dari mana engkau mempelajari pengobatan?’ ‘Aku sering merawat orang sakit lalu aku beri resep, ada orang sakit lalu ia diberi resep, dan aku mendengar orang lain memberi resep obat satu sama lain, lalu aku menghafalnya,” tutur Aisyah.
Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai ibunda aku tidak heran dengan pemahamanmu, karena kau adalah istri nabi Allah dan putri Abu Bakar. Aku juga tidak heran dengan pemahamanmu di bidang syair dan sejarah peperangan Arab, karena kau adalah putri Abu Bakar. Ia adalah orang yang paling berilmu.
BACA JUGA: Aisyah binti Abu Bakar ketika Kecil
Namun yang membuatku heran, kau tahu tentang pengobatan. Dari mana kau mempelajari itu?’ Aisyah kemudian menepuk pundakku lalu berkata, ‘Wahai Urayyah! Rasulullah sering sakit di akhir-akhir usia beliau, dan utusan-utusan Arab banyak datang dari mana-mana, lalu mereka memberikan resep untuk beliau. Akulah yang membuatkan obat-obatan untuk beliau. Dari situlah aku tahu ilmu pengobatan. []
Sumber: Ummul Qura. Mahmud Al-Mishri Abu Ammar, Shahabiyat haula Ar-Rasul., hal 111, 199.