BANYAK hal yang terbuang sia-sia dalam setiap sisa umur. Ada karena bingung tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan umur, di hati terbesit ingin berbenah tapi tak tahu harus dimulai darimana?
Dan juga bisa jadi karena kurang yakinnya seseorang terhadap adanya hari penghisaban termasuk dihisabnya umurnya kelak.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
BACA JUGA: Benarkah Sedikit Tidur Bikin Panjang Umur?
“Sebaiknya seorang insan itu senantiasa memanfaatkan umurnya untuk beramal shalih. Karena ia akan menyesal jika ia dijemput kematian, tatkala berlalu satu waktu yang ia tidak memakainya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap waktu yang engkau lalui dalam keadaan engkau tidak mendekatkan diri kepada Allah dengannya, maka itu adalah kerugian. Maka manfaatkanlah kesempatan ini untuk shalat, berdzikir dan membaca Al-Qur’an.”
(Syarh Riyadh Ash-Shalihin 5/154)
Terkait cara memanfaatkan umur, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Ibadah dalam bentuk gerakan tubuh yang paling afdal adalah shalat, lalu membaca al-Qur’an, zikir, kemudian berdoa.”
Apakah kita masih gagap soal cara memanfatkan umur yang sejatinya sangat singkat? Padahal saat bersantaipun sebenarnya banyak pahala yang bisa kita hasilkan.
Namun permasalahannya adalah kita sering terhalangi dari semua itu. Entah karena dosa atau sulitnya menundukkan hawa nafsu. Sehingga kita tidak tahu cara memanfaatkan umur kita di dunia inii.
Manusia disebut tempatnya dosa wajar karena Allah memberinya hawa nafsu. Namun baginya ada larangan untuk mengikuti hawa nafsu tersebut.
Berbeda halnya dengan Malaikat, mereka tak diberikan nafsu. Sebuah kewajaran bila mereka tidak pernah melakukan dosa.
Makanya Allah Ta’ala memerintahkan jin dan Malaikat untuk bersujud kepada Adam (manusia). Hal tersebut menyiratkan pesan bahwa diantara sebab dimuliakannya manusia adalah karena beratnya amanah yang diembannya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir. (QS. Al-Baqarah: 34)
Allah Ta’ala memberikan amanah berat kepada manusia untuk menundukkan hawa nafsunya. Namun di sisi lain ada iblis yang meminta supaya Allah menangguhkan azab untuknya agar bisa mengajak manusia ke jalan yang sesat. Sehingga manusia pun kebingungan soal cara memanfaatkan umur mereka.
Allah dengan tegas menyatakan bahwa iblis tidak akan bisa menjerumuskan hambaNya yang ikhlas dan beriman kepadaNya. (Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-A’raf: 11-18 )
Oleh karenanya, sejatinya hawa nafsu yang diberikan Allah bukanlah menjadi legalitas manusia untuk berbuat maksiat. Namun sebagai penentu tingkat derajat seseorang di sisiNya.
BACA JUGA: Ternyata, Waktu Hidup Manusia di Dunia Hanya 1,5 Jam Waktu Akhirat?
Tugasnya adalah menutupi dosanya dengan memperbanyak kebaikan setelahnya. Yakni dengan menyegarakannya, bukan dengan menunda-nunda kebaikan tersebut. Inilah sebaik-baiknya manusia yang tahu cara memanfaatkan umur.
https://www.youtube.com/watch?v=ZAhPdC1j5so
Karena ketika telah berniat kemudian terbersit ingin menundanya maka dikhawatirkan bisa memberikan ruang kepada setan untuk menggoyahkan/ membuat seseorang ragu hingga tak jadi melakukannya.
Cukuplah Allah sebagai tempat berlindung.
Wallahu a’lam. []