Oleh: Siti Nur Amaliyah
Jurusan Ilmu Hadis IAIN Syekh Nurjati Cirebon
aamamaliyah118@gmail.com
BAGAIMANA cara membersihkan air kencing anak kecil di masjid?
(437)- [288] حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحِ بْنِ الْمُهَاجِرِ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ أَنَّهَا أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِابْنٍ لَهَا لَمْ يَأْكُلْ الطَّعَامَ فَوَضَعَتْهُ فِي حَجْرِهِ فَبَالَ قَالَ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى أَنْ نَضَحَ بِالْمَاءِ و حَدَّثَنَاه يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ فَدَعَا بِمَاءٍ فَرَشَّهُ
“TELAH menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh bin al-Muhajir telah mengabarkan kepada kami al-Laits dari Ibnu Syihab dari Ubaidullah bin Abdullah dari Ummu Qais binti Mihshan bahwa dia mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa seorang anak laki-lakinya yang belum makan makanan, lalu dia meletakkannya di pangkuan beliau.
BACA JUGA: Apakah Air Mani Laki-Laki Najis?
Kemudian bayi tersebut kencing.” Ubaidullah berkata, “Tidaklah beliau melakukan sesuatu kecuali hanya sekedar memercikkan air (pada bekas kencingnya).”
Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Amru an-Naqid serta Zuhair bin Harb semuanya dari Ibnu Uyainah dari az-Zuhri dengan sanad ini. Dan dia sebutkan, “Lalu beliau meminta air, lalu menyiramnya.” (HR. Muslim)
Syarah Hadis dan Penjelasan Cara Membersihkan Air Kencing Anak Kecil di masjid
Dalam syarah kitab shahih sendiri itu disebutkan bahwa Suatu ketika Rasulullah bersama para sahabatnya sedang duduk di sebuah masjid. Mereka dikejutkan dengan kehadiran orang asing dengan tingkah kurang menyenangkan.
Seseorang berkebangsaan Badui mendadak kencing di pojokan masjid. Sontak, kelakuan orang Badui ini membuat sahabat Nabi marah. Kata-kata bernada keras pun meluncur dari lidah mereka.
Para sahabat hendak mencegah air najis si Badui mengotori kesucian masjid. Menaggapi peristiwa ini, Rasulullah tetap tenang.
Beliau justru melarang reaksi sahabatnya yang berlebihan itu dan membiarkan si Badui menuntaskan buang air kecilnya. Usai kencing, Nabi lantas memberi nasihat bijak kepada si Badui tentang fungsi dan etika memperlakukan masjid.
“Berdirilah, ambilkan seember air dan guyurlah air kencing tersebut,” tutur Nabi kepada para sahabat. Mereka kemudian bangkit dan melaksanakan perintah ini.
”Sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk membuat kesulitan,” pesan Nabi selanjutnya.
(Bayi menyusu) adalah pembukaan bayi yang tidak disapih. Cara menyucikan yang benar dan terkenal adalah satu, cukup untuk memberikan air seni (kencing) kepada anak tersebut, cuci seperti kotoran lainnya. Kedua, adalah cukup bagi mereka untuk diberi wewangian. Dan yang ketiga, dibersihkan.
BACA JUGA: Hand Sanitizer Beralkohol, Najis?
Dan Rasulallah memerintahkan jangan marah terhadap anak yang kencing di masjid tersebut, karena jika marah anak kecil itu akan berlari-larian yang menyebabkan najisnya itu akan menyebar kemana-mana dan lama dibersihkan.
Penjelasan ini memberikan perbedaan bahwa dalam cara membersihkan hal yang harus dilakukan oleh kita, dan tidak ada perbedaan dalam kenajisannya.
Agar air kencingnya tidak berserakan, tetapi untuk menghilangkannya najisnya. Demikian cara membersihkan air kencing anak kecil. []
Dari Abus Samhi –pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلاَمِ
“Membersihkan kencing bayi perempuan adalah dengan dicuci, sedangkan bayi laki-laki cukup dengan diperciki.”
عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ أُخْتِ عُكَّاشَةَ بْنِ مِحْصَنٍ قَالَتْ دَخَلْتُ بِابْنٍ لِى عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَمْ يَأْكُلِ الطَّعَامَ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَرَشَّهُ.
“Dari Ummu Qois binti Mihshon (saudara dari ‘Ukkasyah bin Mihshon), ia berkata, “Aku pernah masuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa puteraku –yang belum mengonsumsi makanan-. Kemudian anakku tadi mengencingi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun meminta air untuk diperciki (pada bekas kencing tadi).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut.” Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni.