APA yang kita dapatkan dari sikap marah? Ketika orang lain berbuat salah pada kita, lalu kita emosi dan memukul orang itu, mungkin saat tinju itu melayang, kita merasakan sesuatu yang puas. Akan tetapi beberapa jam setelah kita sadar, akal sehat bekerja kembali dengan baik, kemungkinan besar kita menyesal dengan perbuatan keji itu.
BACA JUGA: Karena Marah, Pernah Bilang “Kita Masing-masing” ke Istri, Apa Hukumnya?
Ingatlah, ketika kita marah, 90 persen akal sehat tidak bekerja efektif, sementara yang bereaksi adalah emosi kita. Pada saat itulah terkadang kita sulit mengontrol diri dan berbuat yang akhirnya membuat kita harus menyesali apa yang kita lakukan.
Rasa marah menunjukan tingkat kedewasaan personalitas kita dalam kehidupan. Jika kita mampu mengendalikan emosi dengan baik, besar kemungkinan kita memiliki keseimbangan jiwa yang membuat hidup kita lebih berkualitas.
BACA JUGA: Bahkan Rasul pun Marah pada Orang yang Panjangkan Doa di Waktu Shalat Jamaah
Sebuah pepatah pernah mengatakan: “Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.” Jika kita ingin dihormati oleh orang lain, maka hendaklah kita menghormati orang lain.
Maka jika kita ingin orang lain berbaik hati dan tidak marah pada kita, kita pun harus melakukan hal yang sama kepadanya, yaitu dengan membina jiwa kita agar tidak mudah marah. Salah satu solusi pembinaan jiwa dan pengendalian emosi kita adalah selalu mengingat Allah. Dengan mengingat Allahlah kita akan lebih rileks dan lebih tenang.[]
Sumber: Selamatkan Dirimu dari Siksa Kubur/H.M Amrin Ra’uf/Penerbit: Diva Press