Oleh: Rita PuspaSari, ritapuspasari3@gmail.com
TEMAN, apa yang kamu lakukan bila ada seorang atau beberapa orang yang tidak menyukai pribadi kita? Lalu perlakuannya sangat terasa sekali memusuhi, mereka seperti menggerutu dan sinis jika melihat kita. Apakah yang kita lakukan?
Padahal kita telah berbuat baik kepadanya, tetapi perlakuan mereka tetap sama. Di sindir, di caci, tidak di hargai, dan di hina. Seakan-akan perbuatan apa yang kita lakukan selalu salah di mata mereka.
Anggota tubuh kita mulai melemah saat mendengar ucapan-ucapan kasar mereka. Perkataan mereka berputar-putar dalam benak kita, melakukan aktivitas apapun terasa tidak berselera.
BACA JUGA: Bahaya Penyakit Hati Menurut Islam
Akankah kita membalas perlakuan mereka dengan memusuhinya? Atau secara terang-terangan melabraknya? Apakah itu solusinya? Teman berfikir ulanglah sekali lagi. Tenangkan pikiran kita terlebih dahulu, lalu ambilah nafas dengan perlahan-lahan.
Bernostalgialah di jaman Rasulullah. Bagaimana Beliau bisa melewati rintangan-rintangan itu. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab: 21)
Di dunia ini pasti ada saja yang tidak menyukai kita, manusia teladan Rasulullah SAW saja mempunyainya seperti abu jahal.
Abu Jahal mempunyai nama asli yaitu Abdul Hakam bin Hisyam. Abu Jahal ini mempunyai sifat yang tidat patut untuk ditiru, yaitu sifat kebencian, kedengkian, sombong, dan pemarah.
Lihatlah bagaimana kelakuan liciknya kepada Rasulullah saat Beliau sedang Sujud. Abu Jahal membawa batu besar di tangannya dan ingin mencelakai Beliau dengan menimpanya.
Tetapi Allah menolongnya dengan perantara unta yang melihat Abu Jahal dan ingin menelannya. Lalu Abu Jahal melepaskan batu itu dan lari sekencangnya. Sesampainya di rumah Abu Lahab pingsan untuk beberapa saat.
Lalu apa yang harus kita perbuat?
“Berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah (2):148)
BACA JUGA: Apa Hukum Tidak Ingin Punya Anak Lagi dalam Islam?
Kita dianjurkan untuk berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun. Sebelum kita melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Kita harus mengetahui atau membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan yang buruk.
Contohnya, yaitu tersenyum. Senyum adalah ibadah, kita dianjurkan untuk tersenyum kepada sesama, karna tersenyum saja sudah menambah 1 pahala buat kita. Mudah saja bukan, untuk tetap menjaga senyuman kita.
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula” (QS. Ar-Rahman (55):60).
Dari ayat di atas kita dapat menyimpulkan perbuatan baik akan pasti dibalas dengan perbuatan baik pula oleh Allah.
Maka bertindak baik kepada orang yang jahat yang telah mendzalimi kita, maka malaikat akan menuliskan pahala atas nama kita yang akan menambah berat timbangan di akhirat.
Maka berbuat baiklah sebanyak-banyaknya, mengumpulkan pahala yang banyak selama di dunia. Karna nanti di hari kiamat semua orang akan menyesal.
Yang berbuat dosa atau maksiat mereka akan menyesal mengapa mereka melakukan perbuatan yang di benci Allah. Lalu orang yang taat pun akan menyesal. Mengapa dia tidak melakukan perbuatan baik yang lebih untuk menambah berat timbangannya di akhirat.
Perbuatan baik atau buruk sekecil apapun akan tetap mendapat ganjaran dari Allah SWT. “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji dzarrah (biji atom) niscaya dia akan menerima (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat biji dzarrah (biji atom)pun niscaya dia akan menerima balasannya.”(QS. Al-Zalzalah (99)7-8)
Yakinkan diri agar tetap melakukan perbuatan baik, meskipun berat. InsyaAllah. Allah akan membalas perbuatan baik kita. Tidak ada perbuatan baik yang berujung pada sia-sia. Karna Allah melihat apa yang kita perbuat dan malaikatpun akan mencatat.
BACA JUGA: 3 Tips Mencari Jodoh dalam Islam
Yakinlah ada balasan bagi orang-orang jahat, Allah SWT mempunyai nama lain yang ada di Asmaul Husnah, yaitu Al-’Adl Maha Adil atau Al-Hakim Maha Menghakimi. Allah telah berfirman:
“Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. Kemudian sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka. Lalu dikatakan (kepada mereka), inilah azab yang dulu selalu kami dustakan”. (QS. Al-Muthaffifin (83): 14-17)
Tidak usah dendam, apalagi membalas perbuatan yang sama jahatnya. Jika kita melakukan tindakan buruk itu, lalu apa bedanya kita dengan mereka? Yakinlah tidak ada yang luput dari penglihatan Allah SWT. Allah akan memberikan ganjaran kepada orang yang berbuat baik dan sebaliknya. []