MUKMIN yang cerdas menjadikan tujuan hidupnya untuk menghadapi ridha Allah SWT. Adapun tuntutan terbesar adalah berada di sisi kekasih dan pilihanNya. Untuk itu, dimensi hidup ia bingkai dengan ketaatan kepadaNya.
Memang, ia juga makan yang enak dan lezat. Bahkan berpakaian yang bagus dan baru. Namun, semua itu ia lakukan untuk menggapai keridhaanNya.
BACA JUGA: Kerisauan Seorang Mukmin saat Bencana Covid-19
Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah,” (QS. Al-Baqarah: 172).
Rasulullah SAW bersabda, “Allah itu indah dan menyukai keindahan,” (HR. Muslim).
Selain itu, ia juga bekerja, bersungguh-sungguh, dan berbagi sebagian yang dimiliki dengan orang lain. Sebab, Allah SWT berfirman:
“Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,” (QS Al-Taubah: 105).
Seseorang yang tujuan hidupnya menggapai ridha Allah SWT, ia akan berusaha agar bisa meninggalkan anak dan keturunannya serba berkecukupan. Ia pun bersungguh-sungguh memberikan pengajaran pada mereka supaya tidak digerogoti kebodohan. Sebab, itu diperintahkan Allah kepadanya.
BACA JUGA: Akhlak Amirul Mukminin terhadap Pelayannya
Rasulullah SAW bersabda, “Meninggalkan keturunanmu kaya raya lebih baik bagimu daripada memberikan mereka menjadi beban yang meminta-minta pada orang lain,” (HR. Al-Bukhari).
Untuk semua itu, setiap mukmin akan diberi pahala. Saudaraku semoga Allah melimpahkan keridhaanNya kepada setiap mukmin yang sadar bahwa hidup ini tujuannya adalah Allah SWT. Dan marilah kita berdoa bagi mukmin yang belum menyadari bahwa tujuan hidup ini hanya untuk menggapai ridhaNya. []
Referensi: E-book Blessinh in Disguise/Dr. Khalid ‘Umar al-Disuqi/Serambi Ilmu Semesta/2004