LIDAH merupakan satu kesatuan dalam tubuh manusia. Posisi di dalam mulut ini, menjadikan lidah sebagai pembantu untuk mengeluarkan suara. Lidah digunakan sebagai perasa, namun juga berpegaruh dalam berbicara.
Terkadang, kita menggunakan lidah ini secara berlebihan. Maksudnya? Kita sering menggunakan lidah untuk berbicara. Ketika ada momen-momen tertentu dan bertemu dengan kawan-kawan, maka lidah akan membantu komunikasi antara kita dengan orang lain. Biasanya, saking asiknya kita sampai lupa waktu. Segala macam pembicaraan dikeluarkan, bahkan hal buruk sekali pun.
BACA JUGA:Â Lisan yang Menyakiti bagai Paku yang Menancap pada Kayu
Nah, inilah yang paling berbahaya. Ada pepatah mengatakan bahwa lidah itu ibarat sebuah pedang, yakni sangatlah tajam. Tajam bagaimana? Yakni tajam ketika kita terus mengasahnya, dengan terlalu banyak berbicara. Semakin kita berbicara, lidah akan semakin tajam. Dengan begitu, pembicaraan-pembicaraan yang akan menyakitkan orang lain, secara spontan akan keluar dari lidah kita.
Maka dari itu, kita perlu mengistirahatkan lidah terlebih dahulu. Tapi, bukan berarti lidah itu tertidur, sehingga diam dan membisu ya. Melainkan mengistirahatkan lidah dengan sedikit berbicara. Ini perlu kita lakukan agar pedang di mulut kita itu tidak semakin tajam. Biarkan ia dalam keadaan tumpul dalam diam.
Dosa yang tidak terasa banyak diakibatkan dari mulut melalui lidah. Maka, lidah mestilah dijaga dengan ketat. Perlu adanya kunci untuk menahannya mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan bagi orang lain dan merugikan diri sendiri. Lalu dengan cara apa kita menguncinya?
BACA JUGA:Â Inilah Dosa Lisan, Besar tapi Terasa Kecil
Perbanyak menyebut asma Allah, ialah satu-satunya kunci yang paling kuat. Dengan membiasakan berdzikir kepada Allah, maka lidah kita pun akan terbiasa untuk tumpul. Sehingga, ketika akan berbicara yang mengeluarkan kata-kata tidak baik, itu tertahan akibat dari kesungguhan kita dalam mengingat Allah. Wallahu ‘alam. []