• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 16 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Cara Menjaga Lisan di Era Media Sosial agar Tak Tergelincir ke Dalam Neraka

Oleh Yudi
1 bulan lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
jariyah, media sosial, ghibah

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

DI zaman sekarang, kita hidup dalam era di mana informasi menyebar dalam hitungan detik, dan opini dapat menjelma menjadi viral hanya dengan satu sentuhan jari. Media sosial telah menjadi ruang terbuka tempat siapa pun bisa berbicara, mengomentari, bahkan menghakimi. Di tengah derasnya arus komunikasi ini, satu pertanyaan penting muncul: apakah kita masih menjaga lisan kita sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW?

Lisan yang Terhubung ke Jari

Dulu, lisan berarti apa yang keluar dari mulut. Kini, “lisan” juga berarti apa yang kita ketik, unggah, dan bagikan. Status, komentar, unggahan story—semua menjadi representasi dari isi hati dan pikiran kita. Maka tak heran jika para ulama masa kini menyebut bahwa jari-jari di media sosial adalah lisan baru zaman ini.

BACA JUGA: 10 Penyakit Lisan Ini Bisa Menjerumuskanmu ke Dalam Kebinasaan

Padahal Rasulullah SAW telah mewanti-wanti umatnya sejak 14 abad silam tentang pentingnya menjaga lisan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

ArtikelTerkait

Kesabaran Nabi Ayyub

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

Kuisioner Test Kejujuran

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Nasihat ini tampak sederhana, namun sangat dalam maknanya. Rasulullah SAW menegaskan bahwa berkata yang baik adalah bagian dari keimanan. Jika tidak bisa, diam adalah pilihan yang lebih selamat.

Media Sosial dan Ujian Lisan

Di media sosial, ujian lisan berubah rupa: menjadi komentar pedas, cuitan penuh amarah, atau unggahan yang menebar fitnah. Betapa mudahnya seseorang menekan tombol “kirim”, namun dampaknya bisa menghancurkan reputasi orang lain, menyulut kebencian, bahkan memecah belah umat.

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seseorang bisa mengucapkan satu kata yang ia anggap remeh, namun karena satu kata itu ia tergelincir ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.”
(HR. Bukhari)

Bayangkan, satu kalimat saja bisa menyeret seseorang ke dalam kebinasaan. Apalagi di media sosial, ketika seseorang menulis tanpa berpikir panjang, hanya demi sensasi atau popularitas.

Fitnah, Ghibah, dan Ujaran Kebencian

Media sosial juga menjadi ladang subur bagi dosa lisan seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), hingga fitnah dan hoaks. Padahal, Islam sangat keras terhadap ghibah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.”
(QS. Al-Hujurat: 12)

Advertisements

Visualisasi ini begitu kuat. Allah menggambarkan ghibah seperti memakan bangkai saudara sendiri. Ironisnya, kini kita melihat hal itu terjadi setiap hari di kolom komentar, dalam konten “gosip selebriti”, hingga “drama netizen”.

Menjaga Lisan = Menyelamatkan Diri

Menjaga lisan bukan hanya tentang menghindari dosa, tapi juga menyelamatkan diri di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh Mu’adz bin Jabal tentang amalan yang paling utama, hingga di akhir percakapan beliau bersabda:

“Tidakkah manusia diseret ke dalam neraka di atas wajah mereka (atau beliau bersabda: di atas hidung mereka), melainkan karena hasil dari lisan mereka?”
(HR. Tirmidzi, shahih)

Hadis ini mengingatkan bahwa kebanyakan dosa besar berasal dari lisan. Kata-kata yang tak terkendali bisa membawa penyesalan mendalam.

Menjadi Bijak dalam Bermedia Sosial

Lalu, bagaimana seharusnya kita bersikap?

1. Berpikir sebelum Menulis

Terapkan prinsip think before you post. Tanyakan pada diri: “Apakah ini bermanfaat?”, “Apakah ini menyakitkan bagi orang lain?”, “Apakah ini benar?”

2. Utamakan Kebaikan dan Ilmu

Gunakan media sosial untuk menyebar kebaikan, ilmu, dan inspirasi. Jadilah bagian dari penyebar rahmat, bukan kebencian.

3. Hindari Debat Tak Bermanfaat

Seringkali, debat di dunia maya hanya menambah permusuhan. Dalam hadis, Rasulullah bersabda:

“Aku menjamin sebuah rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia berada di pihak yang benar.”
(HR. Abu Dawud, hasan)

4. Jaga Etika Digital

Gunakan bahasa yang santun, hindari sarkasme, dan tetap rendah hati meski berseberangan pendapat. Islam tidak mengajarkan kita menjadi kasar, walau sedang membela kebenaran.

BACA JUGA: 3 Wasiat Rasulullah: Lakukan Shalat, Jagalah Lisan, dan Jangan Iri pada Orang Lain

Kembali ke Ajaran Nabi

Era digital tidak mengubah ajaran Nabi. Justru, ajaran Nabi SAW menjadi semakin relevan. Menjaga lisan adalah bagian dari iman, dan iman harus tercermin dalam segala aspek kehidupan—termasuk cara kita bermedia sosial.

Mari kita jadikan hadis-hadis Rasulullah SAW sebagai pedoman dalam setiap kata, komentar, dan unggahan. Karena pada akhirnya, semua akan dimintai pertanggungjawaban. Sebagaimana firman Allah:

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
(QS. Qaf: 18)

Tags: lisanmedia sosial
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hukum Shalat tapi Belum Hafal Bacaannya

Next Post

Besarnya Pahala Puasa Sunnah: Kecil di Dunia, Besar di Akhirat

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Nabi Ayyub

Kesabaran Nabi Ayyub

16 Mei 2025
Kebiasaan yang Akan Menyebabkan Miskin Selamanya, Bahaya Stroke, Bahaya Akibat Sering Terkena Angin Malam, Miskin

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

15 Mei 2025
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

15 Mei 2025
Dosa Suami terhadap Istri, Kuisioner Test Kejujuran

Kuisioner Test Kejujuran

15 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Nabi Ayyub

Kesabaran Nabi Ayyub

Oleh Saad Saefullah
16 Mei 2025
0

Utang Piutang, Pekerjaan yang Dilaknat dalam Islam, Adab Utang Piutang dalam Islam, Keutamaan Memberi Utang, Kesalahan saat Bersedekah

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

Oleh Dini Koswarini
16 Mei 2025
0

wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Oleh Dini Koswarini
16 Mei 2025
0

Antisemit, Yahudi, Israel

Serangan Kilat, Terusirnya Yahudi dari Kota Madinah

Oleh Saad Saefullah
16 Mei 2025
0

Kebiasaan yang Akan Menyebabkan Miskin Selamanya, Bahaya Stroke, Bahaya Akibat Sering Terkena Angin Malam, Miskin

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Terpopuler

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0
Uang Istri, sedekah, gaji

Jumlah pasti penduduk Indonesia yang berpenghasilan sekitar Rp2 juta per bulan tidak tersedia secara langsung.

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud

Orang yang sering shalat tahajud biasanya memiliki ciri-ciri khas dalam kepribadian, akhlak, dan ruhiyahnya.

Lihat LebihDetails

Penyebab Mata Bisa Berwarna Kuning, Hati-hati Kondisi Penyakit Ini

Oleh Yudi
15 Mei 2025
0
mata, mata kuning

Hasil dari penghancuran itu adalah peningkatan kadar bilirubin, yang akhirnya bisa menyebabkan warna kuning pada mata dan kulit.

Lihat LebihDetails

Tanda-tanda Ginjal Bermasalah, yang Bisa Kenali Mulai dari Kepala hingga Kaki

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal

Menyadari gejala ini sejak dini penting untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah.

Lihat LebihDetails

Jenis-jenis Karbohidrat yang Lebih Berbahaya daripada Gula

Oleh Dini Koswarini
15 Mei 2025
0
Akibat Terlalu Sering Minum Minuman yang Manis, Karbohidrat

Berikut ini adalah jenis-jenis karbohidrat yang bisa lebih berbahaya daripada gula biasa, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan dan tanpa kontrol.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.