BERIKUT beberapa panduan cara menunaikan fidyah.
1. Cara Menunaikan Fidyah: Siapa yang membayar fidyah?
Jawab:
– Orangtua renta yg tidak sanggup lagi berpuasa.
Ibnu ‘Abbas berkata: “Untuk lelaki tua dan wanita tua yang tidak sanggup lagi berpuasa, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin. HR. Bukhari 4505
BACA JUGA: Kapan Waktunya Bayar Fidyah?
Sakit akut dan permanen yang tidak mampu lagi berpuasa dan jika dibawa puasa akan menambah parah sakitnya.
Berkata Ibnu Hazm: “Para Ulama sepakat bahwa orang yang menderita karena suatu penyakit atau merasa lemah untuk berpuasa, maka boleh baginya berbuka.” (Maratibul Ijma’ hal.71)
– Wanita hamil dan menyusui yang tidak sanggup berpuasa.
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata:
Jika seorang wanita hamil mengkhawatirkan dirinya dan wanita menyusui mengkhawatirkan anaknya di bulan Ramadhan, maka keduanya boleh berbuka dan (membayar fidyah) memberi makan setiap hari kepada seorang miskin dan keduanya tidak usah mengqadhanya.” [HR. At-Thabrani 2758]
2. Cara Menunaikan Fidyah: Sahkah fidyah dengan uang?
Jawab:
Tidak sah fidyah menggunakan uang.
Allah Ta’ala berfirman:
فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
“Membayar fidyah, (yaitu) memberi makan kepada seorang misikin.” (QS. Al-Baqarah: 184)
3. Cara Menunaikan Fidyah: Bagaimana bentuk makanan fidyah?
Jawab:
Memberikan makanan pokok mentah (semisal beras) sebanyak sekitar 1,5 Kg dan selayaknya ditambah lauk. Dalilnya, “Setiap orang miskin setengah sha.” [HR. Bukhari 1816 dan Muslim 84]
Atau berupa makanan matang siap saji.
“Anas bin Malik ketika telah tua, beliau memberi makan selama satu atau dua tahu, setiap satu hari puasa satu orang miskin, roti dan daging, dan beliau tidak berpuasa.” [HR. Bukhari, sebelum hadits no.4505]
4. Cara Menunaikan Fidyah: Bagaimana cara membayar fidyah?
Jawab:
Membagikannya langsung berupa bahan makanan yang masih mentah atau yang matang kepada mereka yang patut menerimanya.
BACA JUGA: Siapakah yang Boleh Bayar Utang Puasa Pakai Fidyah?
Mengundang fakir miskin sejumlah hari puasa yang ditinggalkan, kemudian memberikan makanan siap saji kepada mereka.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan Anas bi Malik radhiallahu ‘anhu. []
Oleh: Ustadz Berik Said hafidzhahullah | Sumber: Dakwah Manhaj Salaf