Table of Contents
SAHABAT Islampos, setelah melahirkan, seorang ibu akan memasuki masa menyusui bayinya. Setelah masanya, ibu pun perlu menyapih. Nah, proses ini biasanya susah-susah gampang. Namun, dalam Islam ternyata telah diatur tentang bagaimana cara menyapih anak.
Menyapih merupakan tahap lanjutan dalam kehidupan dan perkembangan anak. Proses menyapih berarti ibu berhenti memberikan ASI atau tidak lagi menyusui. Masa menyapih ini juga jadi masa pembiasaan pemberian makanan padat bagi anak.
Di momen ini, pola asuh makan si kecil memasuki proses yang penting, karena jika dilakukan dengan tidak tepat akan berpengaruh pada zat gizi dan nutrisi bayi. Tidak hanya itu, jika dari kedua belah pihak, baik ibu dan anak belum siap, dikhawatirkan akan menimbulkan drama atau trauma.
BACA JUGA: Qadha dan Fidiyah Wanita Hamil dan Menyusui Menurut Imam Mazhab
Dalam Islam, tata cara menyapih ini telah diatur dengan baik sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Baqarah ayat 233
“… Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patur. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Besar Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Baqarah: 233)
Dikutip dari laman A Muslim Mama, berikut beberapa cara menyapih sesuai ajaran Islam:
1 Cara menyapih: Niat dan doa
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah niat dan berdoa. Karena pengasuhan ini berlandaskan lillahita’ala, maka dalam setiap perkembangan anak pun harus menyertakan Allah SWT. Tidak ada doa khusus untuk mempersiapkan si kecil, namun setiap hal bisa dilakukan dengan membaca ‘Bismillah’ dan membaca doa agar segalanya diberi kelancara.
2 Cara menyapih: Mencapai masa 2 tahun menyusui atau sampai ibu dan anak siap
Dari segi usia, Islam mengimbau agar pemberian ASI dilakukan hingga anak berusia 2 tahun. Hal ini juga disebutkan dalam QS Al-Baqarah ayat 233. Meski demikian, jika ternyata dalam praktiknya hal ini susah dilakukan karena berbagai sebab, maka tidak apa-apa asal baik ibu dan anak sudah siap.
Pendapat lain menyebut sebaiknya menyapih tidak lebih dari 21 bulan menyusui. Imam as-Shadiq berkata, “Periode ibu menyusui anak harus minimal 21 bulan. Jika seseorang memberi makan anak untuk periode yang lebih sedikit, itu akan menyebabkan kesulitan bagi anak tersebut.”
3 Cara menyapih: Manfaatkan waktu untuk pembiasaan
Proses menyapih ini memerlukan kesabaran dan kebijaksanaan dari orang tua. Proses menyapih memerlukan waktu dan pembiasaan, sehingga setiap perubahan maupun perkembangannya harus dihargai. Jika orang tua, terlebih ibu, berencana menyapih tepat di usia dua tahun, sebaiknya pembiasaan pemberian makanan padat dilakukan beberapa bulan sebelumnya, dengan harapan saat berada di usia dua tahun sudah lepas dari ASI sepenuhnya.
BACA JUGA: Inginkan Anak Shaleh, Ketika Menyusui, Ibu Lakukan 4 Hal Ini
4 Cara menyapih: Perhatikan kandungan makanan anak
Orang tua juga perlu memperhatikan kandungan makanan yang nantinya akan dikonsumsi oleh anak. Hal ini sebagaimana Islam yang memperhatikan kehalalan dan kethayiban sebuah produk. Pengetahuan yang luas akan bahan, tekstur dan kandungan makanan dan minuman yang cocok bagi si bayi penting dimiliki.
5 Cara menyapih: Dukungan ayah
Terakhir, dukungan ayah dalam proses menyapih ini juga penting, mengingat keterlibatan dan peran ayah dibutuhkan dalam kehidupan berkeluarga, sebagaimana yang dipaparkan dalam Alquran dan dicontohkan dalam perilaku Nabi Muhammad ﷺ. []
SUMBER: A MUSLIM MAMA