BERAPA lama Allah mengembalikan yang hilang dari Nabi Ayyub? Berapa lama, keluarga, kekayaan dan kesehatannya pulih kembali? Semua sesuai kehendak Allah. Allah yang memberi dan mencabut ujian. Jadi jangan pernah mempersoalkan waktu, kapan ujiannya dicabut Allah?
Malam hari ada jangka waktunya. Terbitnya fajar ada waktunya. Lamanya siang hari sudah ditetapkan. Datangnya malam sudah ditentukan. Apakah ilmu, teknologi dan kekuatan jagat raya bisa merubah waktu pergiliran siang dan malam?
Yang terpenting, apa aktivitas yang utama di saat siang dan malam? Apa ikhtiar yang dilakukannya? Apa arahan dan bimbingan Allah dan Sunnah Rasulullah saw di waktu siang dan malam. Urusan Allah, serahkan pada Allah. Bagian yang telah ditetapkan bagi manusia, jalankanlah.
Bila saatnya tiba, air pun bisa menjadi obat bagi Nabi Ayub. Bukankah Nabi Ayub terbiasa mandi juga? Mengapa tiba-tiba air dipemandian berubah menjadi penyembuh sakitnya? Mengapa tiba-tiba serangga disekitarnya menjadi emas permata? Semuanya kehendak Allah, fokus utamanya hanya apa bimbingan Allah dan Sunnah Rasulullah saw yang harus dijalankan?
Menjalankan perintah Allah dan Sunnah Rasulullah saw lebih berharga dari dicabutnya ujian. Lebih berharga daripada balasan Allah terhadap ujian yang dijalani. Sebab di surga nanti, istri di dunia lebih berharga daripada balasan bidadari surga. Karena pada istri, terdapat jejak-jejak ibadah kepada Allah.
BACA JUGA: Kesamaan Sejarah Nabi Ismail dan Ayah Rasulullah ﷺ
Hakikat manusia ada pada jiwanya bukan fisiknya. Fisik akan kembali ke tanah. Tak berarti apa-apa. Sedang jiwa terus menjejakkan kaki ke akhirat. Sebab itulah kisah Nabi Ayub berisi tentang bimbingan jiwa, bagaimana interaksi jiwa terhadap ujian. Bagaimana persepsi dan cara menjalaninya.
BACA JUGA: Keteguhan Rakyat Palestina Dijelaskan Sejak Kelahiran Rasulullah ﷺ
Jiwa yang benar dalam menghadapi ujian adalah ketentraman. Ketentraman menjadi indikator apakah jiwa benar dalam berinteraksi dengan ujian kehidupan? Belajarlah pada Nabi Ayyub tentang bagaimana diri menghadapi kehidupan. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.