Jodoh merupakan salah satu bagian dari takdir Allah yang selalu menarik perhatian banyak insan, hingga lupa akan adanya maut. Sehingga masalah jodoh seringkali dihadapi dengan cara yang berlebihan oleh mereka yang masih menyendiri.
Seperti yang terdapat dalam suatu ucapan, “Kedatangannya membawa kebahagiaan dan keterlambatannya menimbulkan keresahan.”
Mereka yang masih lajang di usia matang, tentu memahami betapa jodoh menjadi pembicaraan yang tak bisa dielakkan di sekitarnya. Bahkan, mungkin saja bisa mengganggu pikiran dan menimbulkan kegalauan.
BACA JUGA: Nabi Musa pun Menginginkan Umat Nabi Muhammad ﷺ
Perlu diketahui, ternyata kegalauan tentang jodoh pun tidak hanya dialami dimasa sekarang. Nabi Musa alaihi salam pun pada masanya, pernah mengalami nasib serupa, namun ia ekspresikan dengan cara yang benar bukan suatu hal yang menyimpang dari syariat islam.
Apa yang dilakukan Nabi Musa menghadapi kegalauannya?
Dalam berbagai riwayat tentang Nabi Musa AS dikisahkan, suatu hari, dalam perjalanan dari Mesir menuju Madyan, Nabi Musa AS melihat dua wanita muda sedang menunggu kepergian para rombongan pria penggembala yang juga sedang berada di sumur untuk mengambil air.
Singkat cerita, Nabi Musa menolong dua wanita muda itu, yang ternyata putri Nabi Syuaib AS, Nabi Musa berteduh. Nabi Musa kemudian berdoa kepada Allah.
BACA JUGA: Begini Cara Nabi Musa Mengatasi 3 Ketakutannya
“Ya Tuhanku, sungguh aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.”
Demikianlah doa yang dipanjatkan nabi Musa.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Dikisahkan bahwa beberapa waktu kemudian, Nabi Musa dinikahkan dengan salah satu putri Nabi Ayub AS tersebut. []