NABI Muhammad SAW adalah suami yang sangat memahami kondisi para istrinya, baik kondisi fisik maupun psikis. Dua kondisi ini dari satu waktu ke lainnya dapat berubah-ubah. Nabi SAW sangat pandai memahami hal itu terhadap para istrinya.
BACA JUGA: Bagaimana Nabi Perlakukan Istri-istrinya
Maymûnah, salah satu istri Nabi, berkata, “Suatu kali Rasulullah mendatangi salah seorang dari kami. Salah seorang dari kami itu sedang haid. Maka beliau meletakkan kepalanya di dada istrinya yang sedang haid itu, lalu beliau membaca al-Qur`an.”
Pada kali lain, Rasulullah SAW berupaya begitu rupa menenangkan salah satu istrinya yang sedang mengalami tekanan batin. Pada suatu hari, beliau mendatangi Shafiyah binti Huyay. Beliau menemukan Shafiyah sedang menangis.
Kepadanya beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?”
BACA JUGA: Shafiyah binti Huyay, Tamu Agung dari Yahudi Khaibar
Shafiyah menjawab, “Hafshah berkata bahwa aku anak orang Yahudi.”
Beliau berkata, “Katakan padanya, suamiku Muhammad, ayahku Harun, dan pamanku Mûsâ!”
Terlihat bagaimana Nabi menyelesaikan masalah dengan kata-kata sederhana namun mengandung makna yang dalam. []
SUMBER: RUANG MUSLIMAH