Oleh : Fadh ahmad Arifan
Alumnus Fakultas Syariah UIN Maliki Malang
fadh_sotoy@yahoo.com
SEDARI hari selasa 24 Juli 2018, di aula Ponpes al-Munawwaroh kota Malang digelar pekan Ta’aruf bagi santri baru. Ada dua guru yang menjadi pemateri pekan Ta’aruf. Pertama, bu Wiwin Andriyani, beliau menasehati anak-anak agar selalu menghormati guru baik tutur kata maupun perbuatan. Pemateri berikutnya adalah saya sendiri.
Kali ini saya mendapat tema “mengisi waktu luang”. Konteks tema ini mengisi waktu luang ketika di dalam Pondok pesantren. Kewajiban santri adalah menuntut ilmu agama dan memperbaiki adab. Sebaiknya jika ada waktu luang di pondok, seorang santri harus menambah hafalan Quran dan banyak hadis. “Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari 4937). Jangan bermimpi menjadi muballigh bahkan ulama yang faqih jika miskin hafalan.
BACA JUGA: Cita-citaku di Pesantren
Santri yang betul-betul niat mondok, dalam kesehariannya wajib menelaah berbagai buku-buku keislaman. Khususnya ngaji “kitab turats”. Idealnya setelah membaca suatu kitab, ia menulis sinopsis (resensi). Lalu diunggah di laman media sosial bahkan majalah yang diterbitkan pesantren. Selanjutnya, mengisi waktu luang bisa dilakukan dengan cara bersosialisasi dengan santri lain.
Tujuannya agar saling mengenal satu sama lain. Tidak dianggap kurang pergaulan (kuper) dan sombong. Bentuk bersosialisasi bisa bermain sepak bola di halaman pesantren, berlatih khat (kaligrafi) hingga turun tangan ketika pengasuh pondok sibuk merenovasi bangunan pesantren.
Agar tidak banyak waktu terbuang sia-sia di pondok. Tidak ada salahnya santri menuliskan kisah atau pengalaman sehari-hari ke dalam buku harian. Jika tidak ada buku harian, bisa menuangkan ke laman media sosial. Menulis artikel keislaman juga perlu. Agar santri terlibat dalam syiar agama Islam. Melibatkan diri dalam syiar Islam termasuk tindakan nyata “menolong agama Allah swt”.
Cara lain untuk mengisi waktu luang yaitu silaturahim ke rumah pengasuh pesantren. Silaturahim merupakan perintah surah An-nisa ayat 1, “…dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
BACA JUGA: Belajar kepada Mereka yang Berhijrah
Santri yang baik itu ketika ada waktu luang, ia rutin bersilaturahim ke rumah pengasuh. Jangan menunggu saat lebaran atau lulus dari pesantren. Dengan silaturahim, pengasuh pesantren makin mengenal pribadi seorang santri, ia juga memperoleh nasehat, didoakan, barangkali mendapat tawaran beasiswa dan diambil sebagai menantu.
Terakhir, meminta orang tua berkunjung ke pesantren. Seorang santri pasti kangen dengan suasana rumah dan wajah orang tuanya. Semewah dan senyaman apapun fasilitas sebuah pesantren, pasti masih lebih nyaman berada di tengah keluarga sendiri. Demikianlah ulasan tentang cara santri baru mengisi waktu luangnya saat berada di pesantren. Semoga bermanfaat. Wallahu’allam.[]
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.