ABU Ubaidah bin Jarrah telah mendapatkan amanah berupa menjadi panglima perang menggantikan Khalid bin Walid. Namun, itulah Abu Ubaidah, sikapnya yang lembut membuatnya tak memberi tahu Khalid bin Walid bahwa ia telah mendapatkan amanah dengan menggantikan Khalid sebagai panglima.
BACA JUGA: Ikhlas Menjalankan Amanah
Tak lama Khalid mengetahui amanah tersebut. Ia bertanya kepada Abu Ubaidah, “Semoga Allah megampunimu, engkau tidak memberitahuku jika telah mendapat amanah dari Amirul Mukminin untuk mejabat panglima, sementara engkau shalat di belakangku. Mengapa demikian?”
“Semoga Allah juga mengampunimu. Aku tidak akan memberi tahu kepadamu kecuali setelah engkau mendengar dari selainku. Aku tidak akan menyakitimu dengan perkataanku. Bukanlah dunia dan isinya yang aku inginkan. Bukan pula karena dunia aku beramal. Sebab dunia ini dan setiap yang engkau lihat akan lenyap,” jawab Abu Ubaidah.
“Sesungguhnya kita adalah bersaudara. Penegak perintah Allah tidak akan menyusahkan saudaranya, baik dalam urusan dunia maupun agama. Sebaliknya, pemimpin harus menyadari bahwa dirinya lebih dekat dengan fitnah, yang akan menjerumuskannya ke dalam kesalahan, kecuali orang-orang yang dilindungi Allah,” kata Khalid.
BACA JUGA: Nasihat Istri yang Amanah
Setelah itu, Abu Ubaidah menujukan surat mandat Umar bin Khaththab kepada Khalid bin Walid. []
Sumber: The Golden Story of Umar bin Khaththab/ penulis: DR. Ahmad Hatta, MA/ Penerbit: Maghfirah Pustaka/ April 2014