MALAM lailatul qadar merupakan malam yang sangat ditunggu-tunggu umat muslim di penjuru dunia saat bulan ramadhan. Malam ini lebih baik dari seribu bulan, dimana didalamnya terdapat berbagai kemuliaan.
Lantas, bagaimana kita menghidupkan malam lailatul qadar? Dan jika kita seorang wanita yang mempunyai rutinitas haidh tiap bulan, bagaimana kita dapat menghidupkan malam laitul qadar?
Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, “Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya tidak lalai dalam dzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?” Adh Dhohak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut,” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341).
Dari sini menunjukkan bahwa wanita haidh, nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar. Namun karena wanita haidh dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya. Yang dapat wanita haidh lakukan ketika itu adalah membaca Al Qur’an tanpa menyentuh mushaf, memperbanyak dzikir, memperbanyak istighfar dan memperbanyak do’a (Lihat Fatwa Al Islam Su-al wa Jawab no. 26753). []
Sumber : E-Book Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah, Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, ST, MSc