PADANG—Naskah ‘Catatan Imam Bonjol’ berisi tentang pergerakan islam di sumatera barat pada abad 18, berpotensi untuk ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia atau memory of the world oleh Unesco.
“Naskah tersebut ditulis sendiri oleh Imam Bonjol. Menceritakan soal dinamika masyarakat dan pergerakan Islam lokal di Sumbar saat itu,” kata Pramono, Filolog Universitas Andalas Padang.
Selain itu, menurut Pramono, dalam naskah tersebut juga berisi informasi soal persenjataan dan strategi perang yang dibuat Imam Bonjol saat menghadapi kolonial Belanda.
“Isi naskah itu mirip dengan Babad Diponegoro, karena itu kita berharap nantinya juga bisa ditetapkan sebagai warisan ingatan dunia Unesco,” ujar Pramono, seperti dilansir Republika, Minggu (26/2/2017).
Seperti diketahui, Babad Diponegoro ditetapkan sebagai salah satu Warisan Ingatan Dunia atau Memory of The World pada 2013 oleh Unesco, setelah didaftarkan oleh Perpustakaan Nasional dan Lembaga Bahasa Kerajaan Belanda.
Menurut perkiraannya, jika dilihat dari jenis dan merk kertas yang digunakan, ‘Catatan Imam Bonjol’ itu ditulis sekitar tahun 1850-an.
Saat ini, naskah sebanyak 342 halaman telah selesai diamankan dan akan didigitalisasi agar isinya bisa terjaga dengan utuh hingga ratusan tahun.
“Naskah itu, terutama yang disimpan masyarakat rentan rusak karena tempat penyimpanan yang lembab dan jauh dari standar. Padahal, banyak informasi masa lalu yang tersimpan dalam naskah itu,” kata dia.
Namun, proses digitalisasi naskah memakan waktu yang lama serta anggaran yang cukup besar. “anggaran yang tersedia belum mencukupi karena sebagian besar bergantung pada dana pemerintah,” timbalnya.
Kegiatan penyelamatan naskah kuno itu, menurutnya juga tidak mudah karena harus meyakinkan masyarakat pemilik naskah serta butuh anggaran besar. []