KAMI adalah wanita dengan kelopak mata berat, sibuk di rumah dan penuh kasih.
Kami adalah seorang ibu.
Ketika kami lupa menaruh selimut favorit anak-anak dalam mobil pagi ini, kami segera meninggalkan pekerjaan untuk mengambilkannya. Kami memasak makanan sepanjang hari, membersihkan rumah, membaca buku, mencuci dan banyak lagi. Namun, tidak ada yang mengatakan terima kasih kepada kami.
Kami tidak diakui, tapi kami akan melakukan semuanya kembali di hari-hari selanjutnya.
Kami adalah seorang ibu.
Ketika makan malam, anak-anak mengeluh kepada kami tentang banyak hal dan terkadang tidak mau makan, makanan yang kami buat untuk mereka. Seorang balita berteriak dan melemparkan makanan di lantai karena mereka tidak tidur siang. Semua kekacauan, membuat kami berteriak kepada anak-anak kami. Setelah semuanya usai kami menuju kamar tidur dan menangis karena mungkin kami telah berkata kasar kepada mereka.
Terkadang kami marah, tapi kami selalu memaafkan.
Kami adalah seorang ibu.
Hari ini, kami sangat sangat lelah. Dibutuhkan segala sesuatu untuk anak-anak sampai mereka akhirnya tertidur. Pikiran kami tidak akan berhenti mengulang daftar tugas yang harus segera diselesaikan. Membersihkan makan malam, mencuci piring kemudian mencuci baju karena tidak ada pakaian bersih. Ada begitu banyak aktivitas yang membuat kami lelah malam ini. Meskipun demikian, kami hanya menghabiskan setengah jam terakhir untuk sekedar tidur di ujung tempat tidur anak kami, sementara mereka bernyanyi sendiri saat tertidur.
Kami kewalahan, tapi kami akan selalu menyempatkan waktu untuk bersama anak-anak kami.
Kami adalah seorang ibu.
Tenaga kami terkuras, tapi pikiran kami masih aktif berpikir. Sebenarnya ada kekhawatiran dalam benak kami. Ketika kami berteriak terlalu sering. Ketika kami terlalu keras pada anak-anak kami.
Kami merasa tidak nyaman, tapi anak-anak tahu bahwa kami mencintai mereka.
Kami adalah seorang ibu.
Sebelumnya, kami tahu hal-hal demikian akan terjadi pada kami. Dahulu, kami pernah menanyakan kepada diri kami, bagaimana jika kami nanti merawat bayi? Menghadirkan mereka dalam hidup kami. Kami juga belum memahami bahwa kami akan menjadi seorang ibu.
Beberapa waktu kami sempat berpikir, akankah ada akhir untuk menjadi seorang ibu, ketika kami merasa bahwa kami tidak bisa bertahan lagi.
Suatu hari, kami menatap dalam-dalam wajah anak kami dengan perasaan rindu. Kami ingin meminta mereka untuk selalu berada di sisi kami untuk saat ini dan selamanya, tapi hal tersebut tidak akan pernah terjadi.
Terlalu cepat bayi kami mulai belajar merangkak, berjalan, dan berbicara. Mereka selalu membuat kami jatuh cinta dengan tingkah lucu mereka, selalu ingin tahu dengan banyak bertanya. Ketika mereka mulai bersekolah, terkadang mereka membuat kami disibukkan dengan pekerjaan rumah mereka. Namun, kami sangat bangga kepada mereka.
Setelah anak-anak tumbuh menjadi remaja, kami memperhatikan mereka dari kejauhan. Anak-anak kami perlahan-lahan menjauh dari kami. Mereka menjadi remaja yang bisa melakukan aktivitasnya sendiri. Waktu yang berlalu begitu cepat hingga mereka tumbuh menjadi dewasa. Mereka menikah, memiliki anak dan kami menjadi nenek.
Menjadi kami tidak memiliki garis finish. Perjuangan yang pernah kami lakukan akan menjadi kenangan di hari esok. Kami akan selalu menjadi tempat paling aman bagi anak-anak kami.
Kami adalah seorang ibu. []