LUXEMBURG — Pemerintah Portugal punya solusi mudah dan murah dalam mencegah kebakaran hutan, yakni dengan memanfaatkan kambing di desa pedalaman. Solusi ini diperoleh melalui riset yang dilakukan bertahun-tahun. Mulai dari drone, satelit, hingga pesawat yang jadi pilihan untuk pemadam, Portugal memutuskan memanfaatkan kambing.
Seperti negara-negara Eropa selatan lainnya, Portugal melihat bahwa populasi desa pedalaman semakin sedikit. Tidak adanya ternak, gembala, dan petani yang membuat tanah hutan ditumbuhi, ini memungkinkan api menyebar dan membakar lebih cepat. Lereng yang curam berada di luar jangkauan traktor dan sangat mahal untuk dirawat dengan tangan penduduk yang lanjut usia.
BACA JUGA: Kodim 1617 Ambil Langkah Cepat Antisipasi Karhutla TNGC
New York Times melaporkan, solusi sederhana, berbiaya rendah, yang diharapkan para pejabat Portugal, bisa jadi ada pada kambing, yang mencari makan di semak-semak.
Leonel Martins Pereira, 49 tahun, adalah gembala yang terakhir di desanya. Dia mungkin juga garis pertahanan pertama Portugal melawan kebakaran hutan. Dia sekarang menjadi bagian dari program percontohan yang dimulai oleh pemerintah Portugal yang dimaksudkan untuk membantu para gembala dalam pekerjaan yang sulit dan terisolasi. Desanya berada di puncak bukit, bernama Vermelhos, di Portugal selatan, dikelilingi oleh tanah tandus.
Tanah itu akan menjadi santapan 150 kambing Algarve-nya, kambing khas dengan bintik-bintik gelap pada bulu putih. Kambing-kambing itu telah menggigit semak-semak yang dapat memicu kebakaran. Kambing ini makan semua tanaman lokal, termasuk pohon stroberi, semak yang diubah oleh penduduk desa menjadi minuman keras yang disebut aguardente de medronhos. Daun pohon stroberi juga memiliki lapisan pelindung lengket yang mudah terbakar. Tapi bagi kambing, itu adalah makanan yang baik.
Proyek kambing ini dimulai oleh lembaga kehutanan pemerintah tahun lalu dengan anggaran hanya beberapa ribu euro. Sejauh ini, proyek telah mendaftarkan 40 hingga 50 kambing gembala dan gembala di seluruh negeri, dengan gabungan ternak 10.800 kambing yang merumput di sekitar 6.700 hektar, di daerah-daerah tertentu yang lebih rentan terhadap kebakaran.
“Ketika orang-orang meninggalkan pedesaan, mereka juga meninggalkan tanah yang sangat rentan terbakar,” kata João Cassinello, seorang pejabat regional dari Kementerian Pertanian Portugal, “Kami telah kehilangan cara hidup di mana hutan dipandang sebagai sesuatu yang berharga.”
BACA JUGA: Bahas Kepemudaan Global, Menteri Pemuda se-Dunia Bertemu di Portugal
Proyek ini merupakan bagian dari upaya negara untuk pulih. Namun tantangan tetap ada. Nuno Sequeira, anggota dewan untuk lembaga kehutanan dan konservasi alam yang menjalankan proyek itu, mengatakan kesulitannya bukan pendanaan tetapi menemukan cukup gembala di Portugal.
Sequeira mengaku akhir-akhir ini sulit untuk menemukan penduduk di desa-desa Portugal, yang mau merawat kambing yang akan memakan semak kering untuk mencegah kebakaran hutan. []
SUMBER: NEW YORK TIMES