BANDUNG–Komando Garnisun Tetap II Bandung menggelar Komunikasi Sosial guna mengantisipasi paham radikalisme dan terorisme. Kegitan tersebut dikemas dalam bentuk seminar yang dihadiri oleh berbagai elemen, mulai dari TNI – Polri, pemerintah Provinsi, pemerintah kabupaten kota, Mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan organisasi masyarakat.
“Kita menyelenggarakan ‘Komunikasi sosial’ kita kemas dalam bentuk seminar, mengangkat persoalan radikalisme dan terorisme. Pesertanya sekitar dua ratusan, semua elemen ada, ada TNI Polri, pemerintah provinsi dan kabupaten kota,” kata Kasgartab II Bandung Marsma TNI Embu Agapitus usai acara seminar sosial di Mako Gartab II Bandung, Senin, (9/12/2019).
BACA JUGA:Â MUI Cimahi Serukan Cegah Radikalisme Lewat Masjid
Menurut kasgar, persoalan terorisme dan radikalisme ini perlu perhatian khusus, sehingga Gartab II Bandung menggelar kegiatan komunii sosial ini.
“Ini sangat memprihatikan, makanya gartab menginisiasi untuk menginisiasi komunikasi sosial tersebut,” Ujarnya.
Ia menilai akhir-akhir ini persoalan radikalisme ini sudah merasuk ke tengah-tengah para pelajar juga masyarakat. Sehingga persoalan ini perlu pencehgahan sejak dini.
“Kita tahu bersama bahwa akhir-akhir ini paham radikalisme sudah merasuk kedalam generasi muda khususnya pada para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum,” ungkapnya.
Melalui acara Komunikasi Sosial ini sang Jenderal berharap masyarakat menularkan pemahaman mereka agar masyarakat lain sadar akan bahaya radikalisme.
“Kita berharap masyarakat dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat lain bahwa paham radikalisme sangat berbahaya untuk bangsa yang sudah solid selama ini,” pungkasnya.
Akhir dari acara ini, para peserta bersepakat dan memiliki komitmen bersama bahwa Pancasila harus tetap kokoh untuk dijadikan sebagai pedoman berbangsa dan bernegara, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BACA JUGA:Â Sudahi Polemik Radikalisme, Menag: Saatnya Layani Umat
“Semua yag hadir mempunyai komitmen yang sama bahwa menerima komitmen Pancasila sebagai dasar negara,sebagai ideologi negara dan sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia, ini poin paling penting,” tutup sang Jenderal.
Radikalisme merupakan paham yang tidak boleh diidentikkan dengan agama manapun, sejatinya agama tidak mengajarkan paham radikalisme atau terorisme. []
REPORTER: SAIFAL