RIYA adalah sifat yang jika dilakukan dapat menghapus amal ibadah yang kita lakukan. Sebagai seorang muslim, menghindari sifat riya sangat penting dilakukan. Namun jangan sampai demi menghindari riya, kita mengurangi intensitas ibadah.
Harus kita pahami, dalam ibadah, harus disertai dengan niat yang jelas. Jadi tidak bisa kita beribadah namun tanpa niat di dalam hati. Begitu pun ketika akan melaksanakan puasa, harus disertasi niat.
Namun hati-hati, tipu daya dan perangkap iblis pun ternyata akan berusaha menjerumuskan manusia dalam perkara niat puasa.
BACA JUGA: Niat Puasa Ramadhan; Sebulan Penuh, atau Setiap Malam?
Awas, Celah Riya dalam Ibadah Ini Wajib Dihindari!
Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syekh Ali Hasan al-Halabi, tidak sedikit ahli ibadah yang dikenal selalu berpuasa sepanjang tahun, dan dia mengetahui bahwa perbuatannya dikenal di tengah masyarakat hingga menjadikannya tidak berbuka sama sekali, yakni puasanya itu tidak pernah putus.
Andaipun ketika ia sedang tidak berpuasa, dia akan menyembunyikannya dari orang lain, agar reputasinya tidak jatuh sehingga orang menyangka dia puasa.
Perbuatan di atas termasuk riya yang samar. Sebab jika dia ikhlas dan tidak riya, pasti dia akan berbuka di hadapan orang-orang. Kemudian, dia kembali berpuasa tanpa diketahui orang lain.
Di antara para ahli ibadah ada yang mengabarkan kepada orang lain tentang puasa yang dilakukannya. Dia berkata, “Sudah 20 tahun ini aku tidak pernah tidak berpuasa.”
Ya, Iblis telah berhasil menipunya dengan membisikkan talbis: “Engkau perlu memberitahukan hal ini kepada orang lain agar mereka mengikutimu.” Dan sungguh, Allah lebih mengetahui niat seseorang.
Sufyan ats-Tsauri berkata, “Sungguh, ada seorang hamba yang biasa mengerjakan amalan secara rahasia, lalu setan terus menggodanya sampai dia menceritakannya, sehingga amalannya itu pun pindah dari catatan amal rahasia kepada catatan amal terang-terangan.”
Di antara mereka ada yang terbiasa berpuasa pada Senin dan Kamis, dan saat diundang menghadiri jamuan makan, dia menjawab: “Sekarang hari Kamis”.
Awas, Celah Riya dalam Ibadah Ini Wajib Dihindari!
BACA JUGA: Apa Hukum Mengubah Niat Puasa Sunah Menjadi Puasa Qadha?
Sebenarnya dengan menjawab, “Aku sedang berpuasa” saja, ini sudah bisa jadi batu ujian bagi keikhlasan puasanya, maka apalagi kalau dia menjawab, “Sekarang hari Kamis”, yang artinya: “Aku biasa berpuasa setiap hari Kamis.”
Ada pula yang suka merendahkan orang lain lantaran dia sering berpuasa sedangkan mereka tidak. Salah seorang dari mereka selalu berpuasa tetapi tidak peduli dengan makanan apa dia berbuka (halal atau haram), tidak menjauhi ghibah ketika dia berpuasa, tidak menghindari pandangan yang diharamkan, dan tidak menjauhi kata-kata yang tidak berguna.
Iblis telah menipunya dengan berkata: “Puasamu akan menepis hukuman atas dirimu.” Semua ini termasuk talbis iblis. Semoga kita dihindarkan dari sifat riya ini. Wallahu a’lam. []