SESEORANG memang memiliki kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya, hal ini juga telah diatur dalam UUD 1945. Namun dengan maraknya sosial media di jaman sekarang ini justru orang malah menyalahgunakan kebebasan berpendapatnya.
Yaitu dengan melakukan atau mengeluarkan pendapat yang memicu permusuhan, perselisihan atau keributan. Ruang publik itu sering membuat seseorang lupa diri. Membabi buta, ujaran kebencian, fitnah, dan segala macam ada disana. Tak jarang sesama muslimin dan muslimah saling memaki, dan mengeluarkan kata-kata yang tak sepantasnya. Menghina orang lain, dan lain sebagainnya.
Padahal kita tahu bahwa sekecil apapun kebaikan, niscaya akan ada balasannya. Begitu pula kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya akan ada balasannya. Seharusnya media sosial justru bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih positif, menjalin silaturahmi dan menebar kebaikan.
BACA JUGA: Jangan Suka Menghujat Orang, Karena Inilah Balasannya
Dalam Islam, kebebasan berpendapat ini juga diatur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan perselisihan. Mari simak hal-hal dibawah ini:
1 Larangan membuat dan menebar kebohongan (Berita Hoax)
Allah SWT berfirman,
“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: ‘Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS An-Nur: 12)
“Dan seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, disebabkan oleh pembicaraan kamu tentang hal itu (berita bohong itu). (Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar. Dan mengapa kamu tidak berkata ketika mendengarnya, “Tidak pantas bagi kita membicarakan ini. Mahasuci Engkau, ini adalah kebohongan yang besar.”(QS An-Nur: 14-16)
Larangan menuduh Orang lain Zina
“Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar,” (QS An-Nur: 23)
3 Larangan merendahkan dan menghina atau menjelekkan orang lain
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al-Hujurat)
BACA JUGA: Allah Haramkan Surga bagi yang Suka Menghujat Orang
4 Larangan berburuk sangka, memata-matai dan menggunjing orang lain
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat: 12)
5 Larangan mencela, mengumpat, mengumbar fitnah, menghalangi perbuatan baik
“Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa, yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya.” (QS Al-Qalam: 10-13)
“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.” (QS Al-Humajah: 1)
Maka dari itu lebih bijaksana lagi jika kita mengetahui batasan-batasan dalam berpendapat atau pun berbicara. Sungguh setiap yang kita lakukan akan ada balasannya dari Allah SWT. Tidak hanya di dunia namun bisa juga di akhirat nanti. []