Oleh: NS Risno
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka.
Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan amalan penduduk neraka,namun berakhir dengan menjadi penghuni surga.
Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya,” (HR.Bukhari).
Membaca sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam diatas selayaknya menjadikan diri ini merasa cemas dan takut.
Cemas, karena kita tidak pernah tahu bagaimana akhir dari kehidupan kita. Apakah hidup kita berakhir dengan husnul khatimah (baik diakhirnya) ataukah su’ul khatimah (buruk diakhirnya).
Dan kita merasa takut, kalau sekiranya hidup kita berakhir dengan su’ul khatimah. Karena kata Nabi amalan itu di lihat dari yang akhir.
Jika hidup kita berakhir dengan amalan husnul khotimah itu alamat kebahagian akan kita dapatkan diakhirat. Namun sebaliknya jika hidup kita berakhir dengan amalan su’ul khotimah itu sebuah isyarat kalau diakhirat akan mendapatkan kesengsaraan.
Hadits diatas juga sepatutnya menjadikan hati ini senantiasa berhati hati. Jangan sampai dalam diri ini ada sesuatu yang menjadi penyebab hidup kita berakhir dengan su’ul khatimah.
Jangan sampai dalam hati ini tumbuh perkara perkara yang menyebabkan amal yang secara kasat mata mengantarkan seseorang ke surga namun ternyata malah menjadi penghuni neraka.
Seberapapun amal yang sudah dikerjakan tidak selayaknya menjadikan diri menepuk dada dan hati membangakan diri, apalagi lantas meremehkan atau mengecilkan amal kebaikan orang lain.
Hendaknya hati ini tetap tawaduk, tetap rendah hati,tetap merasa cemas dan takut akan nasib nanti di akhirat. Serta tak berhenti berharap kepada Allah agar diselamatkan di yaumil akhir.
Umar bin Khatab,orang yang begitu besar jasa dan perjuanganya bagi islam dan beliau termasuk diantara sahabat Nabi yang oleh Rasulullah sudah dikabarkan akan menjadi penghuni surga. Namun demikian beliau masih saja merasa cemas dan takut akan nasibnya kelak diakhirat.
Beliau berkata, Seandainya ada penyeru dari langit memanggil,
“Wahai sekalian manusia! Sungguh kalian semua akan masuk surga kecuali satu orang,” Sungguh aku merasa takut jika akulah yang di maksud satu orang itu.
Dan jika penyeru dari langit itu berkata, “Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya kalian semua akan masuk neraka kecuali satu orang,” Maka sungguh aku berharap, akulah orangnya.”
Dalam diriwayat lain diceritakan pula setiap kali membaca Surat Ath-Thur, ketika sampai pada ayat yang artinya, “Sungguh azab Rabb’mu pasti akan menimpa,” Khalifah ke dua ini menangis tersedu sedu hingga jatuh sakit.
Dan ketika ada yang bertanya, “Wahai amirul mukminin, bukankah Allah telah membuka berbagai negeri dan memberi banyak kemenangan melalui anda?” Al Faruq menjawab. “Aku ingin selamat dengan tidak membawa pahala dan tiada beban (dosa).”
Nah,jika dibandingkan dengan Umar bin Khathab, sungguh kecemasan dan ketakutan kita akan nasib kita diakhirat kelak, tidak secemas dan setakut Umar bin Khathab. Wallahu ‘alam. []
Magetan, Jawa Timur