CERITA tentang perjuangan seseorang untuk bisa naik haji selalu menginspirasi. Jika pada musim ini ada ribuan jemaah yang bisa menginjakan kaki di tanah suci Mekah, pasti juga banyak cerita inspiratif daripara jamaah tersebut.
Tak sedikit yang harus masuk daftar tunggu dulu sampai akhirnya bisa terbang ke tanah suci. Tak sedikit pula yang harus mengumpulkan pecahan rupiah untuk melunasi biaya keberangkatannya. Satu dari mereka adalah Tipa Iya Santono.
BACA JUGA: Nabung 12 Tahun, Pasangan Tukang Bubur di Jombang Ini Bisa Naik Haji
Sosok Tipa akrab di mata siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Khoir Probolinggo. Nasi kuningnya punya harga terjangkau di kantong anak-anak.
Penjual nasi kuning untuk anak-anak madrasah itu mendapat panggilan haji di tahun ini (2019). Liku-liku perjuangan telah dia lalui. Tipa yang hanya meraup untung sekitar Rp20 ribu per hari, manabung selama sembilan tahun agar bisa pergi haji.
“Dari uang untung nasi kuning, Alhamdulillah ada uang untuk ditabung pergi haji,” kata Tipa, seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Jualan nasi kuning jadi sandaran ekonomi Tipa sehari-hari bersama almarhum suami, Muskat, yang berprofesi sebagai seorang pemulung.
Tipa mengilas balik, menembus beragam kenangan perjuangan bersama suami. Ia mengingat, pertama kali ia mendaftar haji ia dan almarhum suaminya menyetor uang sebanyak Rp 5 juta kepada seorang pemilik Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), Saiful Bahri.
“Bapak mau kelaparan, makannya pas di rumah. Alasannya katanya eman (sayang) uangnya, mending untuk nabung haji,” kata Tipa.
Ikhtiar Muskat dan Tipa dibayar lunas.
“Bapak dipercepat berangkatnya, 2018 karena sakit,” kata Tipa.
Sayangnya, Muskat tak berkesempatan menunaikan haji karena kondisi kesehatannya tak memungkinkan untuk terbang ke Arab Saudi. Tak lama setelah itu, Muskat meninggal dunia sehingga ibadah hajinya dibadalkan oleh KBIH.
BACA JUGA: Nabung sejak Tahun 1965, Kakek Haki dan Istri akhirnya Bisa Naik Haji
Keberangkatan Tipa berhaji tahun ini pun membuatnya teringat kembali akan kenangan tentang suaminya.
“Dan saya baru tahun ini diumumkan untuk berangkat,” kata Tipa berkaca-kaca.
Dia menuturkan, pada ibadah haji ini, dirinya hanya butuh bekal untuk pulang pangkuan sang pencipta kelak.
“Orang hidup itu pasti pulang nak, pulang ke rahmatullah, kita butuh sangu kan, sangu itulah yang saya siapkan nak,” ujar Tipa kembali meneteskan air mata.
Kini, Tipa yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 14 ini telah diterbangkan ke Tanah Suci pada Kamis (11/7/2019), pukul 06.30 WIB pagi. []
SUMBER: CNN INDONESIA