MASTERCHEF Australia tahun 2018, Hoda Kobeissi, mengungkapkan kesannya terkait Ramadhan, Menurut wanita berdarah Lebanon itu, untuk keluarga dan komunitasnya, Ramadhan adalah waktu untuk berhubungan dengan sisi spiritual dan juga berkumpul dan makan bersama.
“Berbuka puasa dengan orang lain memiliki manfaat, baik secara religius maupun sosial. Bagi kami ini adalah waktu untuk merefleksikan diri kita sendiri, tentang tindakan kita selama setahun terakhir dan untuk memanfaatkan keyakinan dan nilai inti kita, melatih kesabaran, empati untuk orang lain yang kurang beruntung dan saling menerima,” ucapnya dalam sebuah wawancara dengan MNC Portal Indonesia.
BACA JUGA: Ini Dia Kontestan Masterchef Kanada Berhijab Pertama
Terkait dengan makanan favorit untuk berbuka puasa, Hoda menyebut, makanan favoritnya adalah kurma. Alasannya, begitu banyak manfaat kesehatan, manfaat nutrisi bagi tubuh dalam sebutir kurma.
Sebagai muslimah berhijab yang hidup di Australia, Hoda mengaku tidak pernah mengalami diskriminasi, baik di tempat kerja atau lingkungan sosialnya.
Hoda menuturkan, dia lahir dan besar di Australia. Sepanjang hidupnya, ia mengaku hampir tidak pernah mengalami rasisme. Menurutnya, faktor terbesar yang berkontribusi terhadap hal itu adalah sikapnya terhadap pengamalan agama di wilayah negara tempat dia tinggal.
BACA JUGA: Cerita Samira Ghnnoum, Hijaber Pemenang Kompetisi Memasak di Brasil
“Juga menerima, tidak menghakimi dan terbuka untuk banyak orang dari berbagai latar belakang. Tinggal di Australia dan menjadi seorang wanita berjilbab tidak pernah menghalangi saya untuk mengejar impian saya untuk belajar dan secara umum dari perspektif karir,” ucapnya.
“Faktanya, di Australia kami inklusif dan tidak ada diskriminasi terhadap orang yang ingin mengejar karir tanpa memandang latar belakang agama,” imbuhnya.
Terkait dengan pengalaman paling tidak terlupakan selama mengikuti Masterchef. Hoda menyebut, pengalaman paling tidak terlupakan adalah memasak untuk Nigella Lawson, seorang chef asal Inggris. []
SUMBER: OKEZONE