HIJABER atau muslimah berhijab, telah berkiprah di berbagai bidang kehidupan, bahkan di dunia pertelevisian. Di negara muslim seperti Indonesia, tidak sulit menemukan sosok-sosok muslimah berhijab muncul di layar kaca. Namun, bagaimana dengan kiprah hijaber di negara nonmuslim seperti Amerika Serikat (AS)?
Ayah Galal, seorang hijaber yang berprofesi sebagai reporter berita di AS, mengungkapkan kisahnya.
Sebagai reporter berita pagi di WFSB, afiliasi CBS di Hartford, Connecticut, Galal menegaskan, “Saya tidak ingin mengkompromikan iman saya untuk profesi saya.”
BACA JUGA: Digelari ‘Pahlawan CNN’, Inilah Kisah Najah Bazzy, Pendiri Zaman International
“Saat tumbuh dewasa, tidak ada orang yang terlihat seperti saya di TV,” ungkapnya kepada The National News. “Jadi saya awalnya khawatir tentang mengenakan jilbab dan dipekerjakan.”
Galal memulai karir awalnya di dunia pertelevisian sebagai produser. Akhirnya, dia mengudara, menjadi reporter berita berhijab pertama di Connecticut, yang tampil di layar kaca.
“Ada banyak umpan balik positif,” lanjutnya, “Sangat luar biasa mendapatkan pesan dukungan dari komunitas Muslim. Begitu banyak yang hanya senang melihat seseorang yang terlihat seperti mereka di udara.”
Meskipun Galal adalah reporter TV berhijab pertama di Connecticut, Tahera Rahman yang memegang rekor sebagai reporter berhijab pertama di AS.
“Tumbuh dewasa, saya tahu bahwa saya tidak pernah melihat siapa pun mengenakan jilbab saat saya menonton berita,” kata Rahman yang saat ini menjadi reporter di KXAN, afiliasi NBC di Austin, Texas.
“Saya senang melihat ada perubahan, tapi jalan masih panjang untuk dilalui.”
BACA JUGA: Jadi Hijaber Pembaca Berita Pertama di Skotlandia, Tasnim Nazeer Cetak Sejarah
Untuk membahas pengalaman unik mereka, Rahman dan Galal sering bertukar pesan di grup WhatsApp bernama Hijabi Reporter Crew. Ubah Ali, seorang jurnalis multimedia on-air di Milwaukee, Wisconsin, bergabung dengan grup mereka.
“Kami menggunakannya jika kami hanya ingin curhat atau jika kami memiliki pertanyaan tentang bagaimana menangani komentar negatif tertentu,” kata Rahman tentang grup tersebut.
“Kami juga saling membantu mendorong, dan bertukar salam Ramadhan, hal-hal seperti itu.”
Galal dan Rahman berharap kehadiran mereka di udara tidak lagi menjadi ‘omongan orang’ di tahun-tahun mendatang.
“Pada akhirnya ini seharusnya tidak menarik atau baru,” kata Rahman, “Alih-alih melihat reporter TV berhijab, mungkin hanya reporter yang berhijab.”
BACA JUGA: Samya Hafsaoui, Hijaber Pertama yang Jadi Pembawa Acara Talkshow di Saluran TV Belanda
Kesuksesan Galal dan Rahman adalah bagian dari kisah hebat yang ditulis oleh wanita Muslim di TV.
Pada Januari 2016, Noor Tagouri menjadi pembawa acara berhijab pertama di televisi komersial di Amerika.
Ginella Massa, reporter berita untuk CityNews di Toronto, menayangkan siaran berita pertamanya di Kanada pada November 2016, menjadi Muslim berhijab pertama yang mencapai tonggak penting ini.
Rowaida Abdelaziz adalah reporter berhijab lain yang bekerja untuk HuffPost. Dia mempelopori liputan Islamofobia dan melaporkan masalah keadilan sosial di komunitas Muslim.
Media bukan satu-satunya lapangan bagi perempuan Muslim untuk menunjukkan kesuksesan. Kisah-kisah inspiratif wanita Muslim yang berjuang untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik telah menjadi berita utama baru-baru ini di semua bidang termasuk politik, aktivisme, amal, dan olahraga. []
SUMBER: ABOUT ISLAM