BRASIL–Seorang Muslimah keturunan Lebanon-Brasil memenangkan kompetisi masak, Bake off Brasil pada 2015 lalu. Dia kini menjadi publik figur dan dikenal jutaan orang di 20 negara di seluruh Amerika Latin.
Performa Muslimah pertama dalam kontes masak di Brasil itu berhasil menarik jutaan penonton dan membuat mereka mencari tau lebih banyak tentang Islam dan budaya Arab.
“Saya sangat senang menjadi Muslimah pertama keturunan Arab yang memenangkan kompetisi ini,” ujar Samira Ghannoum, seperti dikutip dari MEMO, Sabtu (20/2/2021).
Ghannoum tinggal di São Paulo bersama suaminya yang berasal dari Lebanon dan lima putri mereka. Dia biasa membuat kue dan manisan Arab untuk keluarga, teman, dan komunitas lokal, sebelum dibujuk untuk mengikuti kompetisi.
“Saya sedang membuat kue dan permen untuk anak perempuan saya yang berulang tahun, dan ketika teman mereka melihat ini, mereka mulai meminta saya untuk mengikutinya (kompetisi),” ujarnya.
Presenter program, Ticiana Villas Boas, dan juri mengatakan, “Samira pantas mendapatkan penghargaan tanpa keraguan. Dia adalah yang paling konstan, orang yang membuat kesalahan paling sedikit dan orang yang melakukan hal-hal paling enak. Dia dilahirkan dengan Pemberian Tuhan dan dia benar-benar memiliki tangan seorang koki. Jelas bahwa dia melakukan segalanya dengan banyak cinta dan komitmen.”
Memenangkan kompetisi menjadi jalan bagi Samira Ghannoum untukmemasuki hal baru lainya. Dia kini menjadi ikon bagi Muslimah lainnya di dunia memasak di Brasil.
“Saya tidak tahu bahwa partisipasi saya dalam program ini dapat mengubah kehidupan wanita lain. Tapi saya telah melihat banyak gadis Muslim yang menonton saya di Bake off yang sekarang menjadi pembuat roti dan pembuat manisan,” ujarnya.
Sebelum mengikuti program tersebut, Ghannoum menjelaskan kepada produser dan juri bahwa sebagai seorang Muslim ada batasan bahan yang bisa dia gunakan.
Namun, pada akhirnya, satu resep membutuhkan alkohol. Saat itu menolak untuk menggunakannya, bahkan jika itu berarti dia harus dieliminasi.
“Itu akan bertentangan dengan semua yang saya anut sebagai seorang Muslim. Saya tidak pernah menggunakan ramuan yang dilarang dalam Islam,” kata dia.
Sepanjang kompetisi, Ghannoum tidak mencicipi hidangan apa pun yang ditawarkan kepadanya, yang mengandung bahan yang diharamkan Islam. Begitu pesaing lain tahu tentang larangan bahan makanan dalam Islam, mereka semakin menghormati Ghannoum. Bahkan ada kalanya mereka memperingatkannya untuk tidak mencicipi sesuatu karena mengandung anggur.
Dia pun sangat berterima kasih atas rasa hormat yang ditunjukkan pada keyakinan dan budayanya dengan cara ini.
“Rasa hormat ini mempersatukan kami, terlepas dari perbedaan agama kami,” ujar dia.
Menurut Ghannoum, seorang wanita berhijab sudah menyiarkan Islam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, karena itu membangkitkan rasa ingin tahu dan mendorong orang lain untuk menanyakannya.
“Saya sendiri yang mengalaminya, dan Islam mengajari kita untuk menghormati hukum dan menghormati tetangga kita, siapapun mereka,” ujarnya.
BACA JUGA: Masuk Islam, Pesepakbola Brasil Ini Langsung Umrah
“Sangat penting untuk menunjukkan bahwa Islam kita tidak menjadikan kita “alien” seperti yang diyakini banyak orang. Setelah ini dijelaskan dan dipahami, rasa hormat dan kekaguman mengikuti,” sambung Ghannoum.
Samira Ghannoum adalah salah satu dari semakin banyak warga Lebanon Brazil yang sukses dalam profesi pilihan mereka serta aktif dalam komunitas lokal mereka di seluruh negeri. Ia meraih mimpinya melalui kompetisi ini. Sebagai pemenang Bake Off Brasil, dia menerbitkan buku masak pertamanya dalam kemitraan dengan program tersebut.
Dia juga telah mengambil bagian dalam banyak acara untuk mempublikasikan bukunya dan identitas Islamnya di Brasil. Hari ini dia memiliki kehadiran besar di media sosial yang merupakan platform untuk memperkenalkan Islam kepada sesama orang Brazil.
“Mereka secara teratur mengirim banyak pertanyaan dan saya menjawab semuanya. Saya bukan lagi hanya pembuat roti dan manisan, tetapi simbol wanita Muslim di masyarakat Brasil. Itu sangat berarti baginya, dan bagi keluarga serta komunitas lokalnya. Dan memang seharusnya begitu,” pungkasnya. []
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR