DITURUKAN Ustaz Boris Tenesia dalam unggahan di akun Facebook-nya, seorang tukang ketoprak mengajarkan sesuatu yang berharga tentang rezeki dan ketaatan. Berikut kisah tukang ketoprak itu selengkapnya, sebagaimana dibagikan Ustaz Boris:
“Pulang kantor, mampir dulu beli titipan orang rumah. Kali ini dititipin ketoprak.
Akhirnya ketemu gerobak ketoprak, kok ini gerobaknya kosong enggak ada orang yang jaga.
“Pak, ini tukangnya mana pak?” tanyaku ke tukang kue cucur di sebelahnya.
“Oh, lagi Sholat Maghrib Pak. Dah dari tadi, bentar lagi datang,” jawabnya.
Sehubungan ini pesenan orang rumah, terpaksalah menunggu agak lama, kalau untuk diri sendiri sudah saya tinggal langsung.
BACA JUGA: Rezeki Penjual Kerang Rebus
Sedikit terlintas dalam hati, betapa banyak potensi pembeli yang akan hilang, kalau ditinggal lama begini.
Tak berapa lama datanglah tukang ketoprak tersebut.
“Beli ketoprak pak, satu,” ucapku.
Entah mengapa, tiba-tiba berubah pikiran. “Beli dua deh pak,” sebutku
Kemudian datanglah beberapa orang yang antre ingin beli ketoprak. Entah darimana mereka. Tadi saya menunggu sendiri gak ada orang lain, tiba-tiba mereka datang memesan ketoprak.
Masya Allah, tidak sedikit pedagang yang rela meninggalkan sholat demi menjaga dagangannya yang belum tentu ada orang beli. Apalagi jika pelanggan sedang ramai. Atau mungkin pegawai-pegawai kantoran, rela menunda-menunda sholat bahkan meninggalkan sholat hanya karena alasan sibuk kerja, meeting dan lain sebagainya. Mereka (dan juga kita) seakan lupa kalau Allah yang mengatur rezeki.
BACA JUGA: Aa Ganteng di Tukang Kupat Tahu
Tukang ketoprak ini, dengan yakinnya meninggalkan jualannya untuk sholat, seakan-akan dia lari meninggalkan rezekinya. Sekembalinya dari sholat ternyata rezeki datang seperti lebah mengerumuni bunga. Bahkan Allah menggerakkan hati saya sendiri untuk membeli lebih dari yang seharusnya.
Sungguh benar perkataanmu wahai Nabi Muhammad SAW:
“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban No.1084)
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu bertakwa, yang selalu mengutamakan-Nya di atas dunia dan seisinya.” []