JAKARTA–Wakil Ketua PCINU Malaysia, Muhammad Taufiq mengaku pernah bertemu dengan mahasiswa Uighur pada Oktober 2018 saat menjadi narasumber di 6th International Prophetic Heritage Conference dengan tema Prophetic Towards Global Peace and Harmony.
Menurut mahasiswa Uighur tersebut, pada zaman khilafah Turki Ustmani, Suku Uighur masuk wilayah Negara Turkistan.
Baca Juga: Soal Uighur, GP Ansor Terapkan ‘Kecaman Bersyarat’ terhadap Cina
“Mereka hidup berdaulat dan makmur. Namun semenjak Turki Ustmani runtuh, mereka dijajah China dan menjadi bagian provinsi Xianjing. Mereka bercerita tekanan yang luar biasa dari Pemerintah China kepada umat Muslim Uighur,” lanjut Ketua Forum Kandidat Doktor Malaysia ini.
Mahasiswa Uighur tersebut juga menyatakan permasalahan di Uighur sangat kompleks. Namun pemerintah China terkesan pilih kasih, karena umat Muslim China lainnya bisa leluasa beribadah. Berbeda dengan perlakuan Pemerintah China terhadap Muslim Uighur yang penuh tekanan dan tidak ada toleransi beragama.
Baca Juga: Wahdah Islamiyah Imbau Seluruh Umat Islam Dukung Penggalangan Dana Bantu Muslim Uighur
“Mereka sangat mengharapkan peran PBNU sebagai organisasi Muslim terbesar di dunia dan bantuan Pemerintah Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia,” pungkas Taufiq. []
SUMBER: NU ONLINE