BEIJING—Pemerintah China dilaporkan menyepakati program yang mengoloborasikan ajaran Islam dengan ideologi negara. Program ini bergulir setelah China menerima kecaman atas perlakuan terhap muslim etnis Uighur.
Program ini diadopsi oleh United Front Work Department, lembaga di Partai Komunis China yang bertugas mengawasi agama, setelah menggelar pertemuan dengan perwakilan komunitas muslim dari delapan provinsi dan wilayah.
BACA JUGA; Sejarah Islam di China
Tidak banyak yang diketahui tentang poin-poin rencana itu. Disebutkan, rencana tersebut bertujuan menjadikan Islam bisa dieterima dengan ideologi sosialisme serta menerapkan langkah-langkah untuk menumbuhkan patriotisme kalangan muslim.
Garis besarnya, kemungkinan tidak jauh berbeda dengan program serupa bagi penganut Kristen yang sudah diterapkan sejak tahun lalu, yakni unsur-unsur asing dan aturan-aturan agama yang bisa menghambat harus dihilangkan.
Selain menyebarkan ajaran Injil, para pendeta harus mempromosikan sosialisme serta teori-teori sosialis, seperti ‘Empat Keyakinan’ Presiden Xi Jinping. Ini mengacu pada sistem politik serta panduan ajaran dan budaya. Gereja-gereja juga harus mengintegrasikan gaya arsitektur China.
Program untuk menerima Islam merupakan yang terbaru dari serangkaian langkah pemerintahan komunis itu dalam beberapa tahun terakhir. Tujuannya untuk memperketat cengkeraman negara terhadap agama-agama besar, di tengah meningkatnya keinginan masyarakat China untuk memiliki keyakinan, terutama agama samawi.
BACA JUGA: Dialog soal Isu Muslim Uighur dengan NU Jatim, Konjen China: Itu Kebijakan Menghapuskan Terorisme
Saat berpidato di konferensi nasional tentang agama pada 2016, Xi Jinping mengatakan, Partai Komunis secara aktif perlu membimbing kalangan beragama untuk mencintai negara mereka, melindungi tanah air, serta melayani seluruh kepentingan China.
Program tersebut disiapkan pemerintah China untuk lima agama yang diakui negara, yaitu Budha, Taoisme, Islam, Katolik, dan Protestan. []
SUMBER: THE GLOBAL TIMES |THE STRAITS TIMES