TUFAIL bin Amar ad-Dausy, ia merupakan ketua kaum Daus. Sebelum masuk Islam, Tufail pergi ke Mekkah. Waktu itu Nabi Muhammad SAW baru saja dari Thaif beberapa waktu sebelum Hijrah. Tufail adalah seorang penggemar syair dan ia sendiri pandai menyusun syair yang indah.
Tufail datang ke Mekkah memiliki tujuan pribadi yaitu mencari serta untuk membuktikan sebuah berita yang sampai kepadanya. Membuktikan benar atau tidak berita yang telah menyebar  luas itu. Isi dari berita itu ialah bahwa di Mekkah ini ada seorang keturunan Quraiys yang mempunyai kata-kata yang luar biasa indah.
BACA JUGA:Â Pesan Abu Bakar kepada Umar Bin Khaththab
Kata-kata itu diucapkan sangat menarik dan memukau perasaan orang yang mendengarkannya. Hingga banyak orang yang terpengaruh olehnya. Siapakah gerangan yang memiliki kata-kata yang indah itu? Orang yang dimaksud dan dicari Tufail ialah Nabi Muhammad SAW.
Namun begitu, maksud kedatangan Tufail ke Mekkah tidaklah dimengerti oleh ketua dan pemuka kaum Quraiys. Mereka justru menyambutnya dengan penuh penghormatan dan meriah.
Jadi, ketua-ketua kaum Quraisy belum mengetahui bahwa kedatangan Tufail ke Mekkah bertujuan untuk membuktikan berita-berita yang didengarnya.
Seandainya orang-orang Quraisy itu tahu Tufail hendak mendengar perkataan-perkataan yang diucapkan oleh Rasulullah SAW, sudah tentu mereka tidak akan sudi menyambut kedatangan Tufail tersebut.
Sekembalinya, ia ke Yamman, Tufail berdakwah di kalangan suku kaumnya. Ia berhasil mengislamkan beberapa orang dari kalangan kaumnya itu.
Salah seorang yang mengucapkan kalimat syahadat itu ialah Abu Hurairah. Mereka telah menerima seruan Islam ini ingin bertemu dengan Rasulullah SAW.
Kemudian delapan puluh orang pergi ke Madinah dipimpin oleh Tufail bin Amar. Abu Hurairah tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bertemu dengan Rasulullah SAW, bersama rombongan ini.
Abu Hurairah sangat ingin berjumpa dengan Rasulullah SAW, yang selama ini ia hanya medengar dari cerita-cerita yang beredar di sekitarnya.
Keinginan berjumpa dengan Rasulullah ini tembul dari hatinya yang suci yang telah menerima hidayah dari Allah SWT. Sepanjang perjalanan Abu Hurairah tak henti-hentinya membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Keinginan untuk berjumpa dengan Rasulullah SAW amat kuat, tak tergoyahkan lagi oleh apapun. Sayangnya rombongan itu tidak dapat menemui Rasulullah SAW. Dikarenalkan Rasulullah SAW sedang berjihad di Khaibar. Abu Hurairah dan rombongan tetap saja mencari Rasulullah SAW. Hingga mereka berhasil bertemu dengan Rasulullah SAW, bahkan di situlah mereka menyatakan ikrar taat setia kepada baginda Rasulullah SAW.
Cinta Abu Hurairah kepada Allah SWT dan Islam, kian hari kian mendalam. Begitu pun cintanya kepada baginda Rasulullah SAW semata-mata karena Allah SWT.
BACA JUGA:Â Dialog Khalid dan Abu Ubaidah Ini Sangat Mengharukan
Abu Hurairah senantiasa berusaha berada di sisi Rasulullah SAW untuk mendengarkan sabda-sabda Rasulullah SAW yang indah. Sebab itulah, Abu Hurairah lebih mengetahui perihal Rasulullah SAW, dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang lain.
Padahal Abu Hurairah hanya empat tahun lebih hidup berdampingan dengan baginda Rasulullah SAW. Sedangkan para sahabat yang lain ada yang mendampingi Rasulullah SAW seumur hidup. []
Referensi:Â Cerita Teladan Para Sahabat/Komarudin Ibnu Mikam/Dian Rakyat/2004