CINTA dalam pernikahan, bukan hanya sebatas
perasaan. Buatlah rasa cinta yang memiliki visi
dan misi bersama, yang kelak akan melahirkan
komitmen yang kuat bagi sebuah hubungan.
Rasa cinta sebenarnya adalah fitrah manusia. Memiliki rasa cinta tentunya sudah pasti dirasakan dan diinginkan oleh setiap insan. Cinta terkadang diartikan sebagai rasa ketertarikan antara dua lawan jenis dan cinta pulalah yang biasanya mendasari suatu hubungan dalam hal ini adalah pernikahan.
Cinta bisa membuat orang tergila-gila dan lupa diri hingga ia khawatir dan merasa sedih jika cintanya tidak sampai atau ditolak. Banyak kasus orang yang bunuh diri hanya karena cinta. Cinta yang seperti ini sebenarnya tidaklah baik karena pada hakikatnya manusia hanya bisa mencintai makhluk sebatasnya sementara ia tidak boleh melupakan cintanya kepada Allah dan rasulnya.
Jika rasa cinta menjadi landasan utama dalam membangun rumah tangga, maka bagaimana jadinya jika rumah yang telah terbangun, dihuni
oleh sepasang manusia yang sudah tak lagi mencinta? Akankah hendak bangunan yang telah terisi oleh banyak kenangan itu, hancur terserak oleh keegoisan?
BACA JUGA:Â Gerak Cintaku
Cinta memang dibutuhkan untuk merekatkan tali kasih antar sepasang suami istri. Namun, cinta saja tidak cukup untuk membuat awet sebuah rumah
tangga. Terlebih jika cinta yang kau miliki hanya sebatas keinginan untuk menuntut dan menerima. Lantas, ketika penerimaan yang kau dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kau harapkan, kau pun akan mundur secara perlahan, lalu berkata, “Aku
tak lagi cinta” Apakah itu yang menjadi
alasan?
Cinta dalam pernikahan, bukan hanya sebatas perasaan. Buatlah rasa cinta yang memiliki visi dan misi bersama, yang kelak akan melahirkan komitmen yang kuat bagi sebuah hubungan.
Karena hanya komitmen lah yang memiliki peran
paling utama dalam menjaga keutuhan rumah
tangga. Sedangkan cinta, adalah pemanis dalam
sebuah hubungan pernikahan yang telah lama terjalin.Yakinlah, semakin kuat komitmen yang kau miliki, maka semakin lihai pula engkau mampu untuk melihat segala kebaikan dari pasanganmu, sekecil apapun kebaikan itu. Kelak, cinta itu akan terus bertumbuh hingga akhir hayatmu, berkat rasa
syukurmu yang senantiasa melambung tinggi.
BACA JUGA:Â 7 Pesan Berharga dari Kisah Cinta Eyang Habibie dan Ibu Ainun
Jagalah cinta itu dengan komitmen. Dan bersyukurlah kepada Allah atas kehadiran cinta yang telah Allah anugerahi kepadamu.
Jika pernikahan yang Anda jalani justru rawan konflik maka bersabarlah dan hadapi konflik keluarga dengan bertawakkal. Jika perlakuan pasangan kurang baik maka ingatkanlah dan tetaplah berperilaku padanya dengan baik.
Semua hal tersebut bisa dijalani jika kita memandang pernikahan sebagai ibadah dan sarana untuk beriman serta bertaqwa kepada Allah. Jika anda menikah tanpa rasa cinta maka tanamkanlah benih cinta dan semailah ia dijalan yang diridhai Allah SWT. []