Oleh : Ahsani Ashri
ahsaniashri6@gmail.com
BEGITULAH susunan kejadiannya. Di awal hanya ada Allah sang Khaliq sendiri. Lalu ia meenciptakan arsyNya diatas air. Setelah itu Ia menciptakan pena. Kemudian dengan pena itulah Ia menitahkan penulisan semua makhluk yang akan Ia ciptakan di alam ini, ada langit, bumi, malaikat, manusia, hewan, jin hingga surga dan neraka. Dengan pena yang Ia punya, Ia menitahkan semua kejadian kejadian dan kaitan kaitannya pada fimensi ruang dan waktu yang akan dialami oleh makhluk makhlukNya.
Nampaknya, Ibnu Katsir sengaja mengawali bahasan sejarahnya dalam Awal dan Akhir dengan cerita tadi. Semua berawal dari Allah dan berakhir juga kepadaNya. Tapi, jika Allah tidak mendapatkan manfaat dari ciptaan ciptaanNya, maka tidak ada yang dapat menjelaskan motif dibalik cerita kehidupan tersebut melainkan satu yakni,cinta!
Maka kata Ibnu Qayyim dalan Taman Para Pecinta, “semua gerak di alam raya ini, di langit dan bumi, adalah gerak yang lahir dari kehendak dan cinta.” Dengan dan untuk itulah alam ini bergerak. Sesungguhnya hakikat cinta adalah gerak tanpa henti. Dan inilah makna kebenaran cinta ketika Allah mengatakan : “Dan tiadalah Kami menciptakan langit dan bumi serta semua yuang ada diantaranya kecuali dengan kebenaran.” (QS. Al Hijr ;85)
Jika seorang mukmin memahami hakikat cinta yakni gerak tanpa henti, maka ia akan bergerak menuju RabbNya lebih cepat, bergeraknya orang orang yang beriman yaitu bergerak untuk mendakwahkan Islam yang mulia ini. Dakwah tidak dibangun oleh orang orang yang angkuh, melainkan dipangku oleh orang orang yang ikhlas lagi penuh cinta. Cinta akan mengantarkan orang yang mencinta kepada orang yang dicintainya.
Ingatkah siapa yang paling mencintai umatnya? Cintanya membuat kaki beliau berdarah darah. Orang orang Thaif bukan saja menolak dakwahnya. Tapi juga menggunakan kekerasan untuk menolak dakwahnya. Setelah Quraisy menolak habis dakwahnya, dan orang orang mulia seperti Khadijah yang mnejadi tulang punggungnya wafat, kini anak anak Thaif melemparinya dengan batu.
Seandainya ia adalah orang pendendam maka ia pasti menerima tawaran jibril untuk menghancurkan mereka semua dengan sekejap saja. Tapi tidak! Ia seorang pecinta. Dan ia sadar bahwa ia bisa mengubah komunitas penggembala kambing yang angkuh di Jazirah Arab menjadi pemimpin pemimpin peradaban dunia yang rendah hati. Dan itulah faktanya, beliau mampu merampungkan tugas kenabiannya dalam waktu 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.
Maka cinta yang harus dimiliki seorang pendakwah adalah cara untuk memengaruhi dan mengubah sesuatu tanpa menimbulkan ‘efek samping’ sebagaimana kekerasan. Cinta membutuhkan kesabaran, usaha dari dalam. Lebih dari semua itu, cinta membutuhkan keimanan yang kuat agar terhindar dari frustasi dan tetap bersabar meskipun menemuai banyak hambatan. Masih mungkin! Masih mungkin kita menyatukan bangsa yang terdiri lebih dari 300 suku dan bahasa. Bahkan juga bangsa bangsa dunia Islam. Dengan cinta. Cinta misi. []
Kirim tulisan Anda yang sekiranya sesuai dengan Islampos lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word, ukuran font 12 Times New Roman. Untuk semua tulisan berbentuk opini, harap menyertakan foto diri.