BERKENAAN dengan masuk Islamnya ‘Utsman ibn ‘Affan r.a., ada sebuah kisah yang senantiasa disampaikan oleh para perawi. Ketika mendengar berita bahwa Nabi Muhammad telah menikahkan putrinya, Ruqayyah r.a., kepada putra pamannya, Abu Lahab ‘Utsman r.a. sangat menyayangkan hal tersebut karena dia tidak mendahului untuk menikahi Ruqayyah r.a. dan tidak mendapatkan perilakunya yang mulia dan keluarganya yang terhormat.
‘Utsman r.a. lalu pulang dalam keadaan bersedih. Di rumah ada bibinya, Saida binti Kuraiz. Perempuan tua itu adalah seorang yang teguh dan cerdas. Dia menghibur ‘Utsman r.a. dan memberinya kabar gembira akan munculnya seorang nabi yang akan menghapus penyembahan terhadap berhala dan menyeru untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa lagi Mahakuasa. Dia pun mendorong ‘Utsman agar memeluk agama nabi itu. Tak lupa dia juga memberikan kabar gembira bahwa ‘Utsman r.a. akan mendapatkan keberuntungan ketika mengharapkannya.
BACA JUGA: Pernikahan Utsman dan Ruqayyah
‘Utsman lalu pergi dan merenung mengenai apa yang dikatakan bibinya itu. Lalu Utsman dengan Abu Bakar dan menceritakan tentang apa yang telah dikatakan bibinya kepadanya.
Abu Bakar berkata, “Demi Allah, wahai ‘Utsman, bibimu telah berkata benar tentang kabar gembira yang dia beri tahukan kepadamu. Sungguh, engkau adalah lelaki yang cerdas dan teguh. Kebenaran tidak tersembunyi darimu. Bagi dirimu, kebenaran tidak samar bersama kebatilan.”
Lalu, Abu Bakar bertanya Utsman, “Apa-apaan dengan berhala-berhala yang disembah kaum kita ini? Bukankah mereka terbuat dari bebatuan yang tuli, tidak dapat mendengar dan melihat?”
Utsman menjawab, “Betul.”
“Sungguh, wahai ‘Utsman, apa yang dikatakan bibimu telah terjadi. Sungguh, Allah telah mengutus utusan-Nya yang ditunggu-tunggu. Dia mengutusnya kepada seluruh manusia dengan membawa agama petunjuk dan kebenaran.”
“Siapakah dia?” tanya Utsman.
Abu Bakar menjawab, “Sesungguhnya nabi itu adalah Muhammad ibn ‘Abdullah ibn ‘Abdul Muththalib.”
“Lelaki jujur lagi tepercaya itu?”
BACA JUGA: Ketika Utsman bin Affan Disiksa Pamannya
“Benar, sungguh dialah orangnya,” jawab Abu Bakar.
“Maukah engkau menemaniku untuk menemuinya?”
“Tentu.”
Kemudian keduanya beranjak untuk menemui Nabi Saw. setelah bertemu, Utsman bin Affan mengucap dua kalimat syahadat di hadapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. []
Sumber: 150 Kisah Utsman ibn Affan/ Penulis: Ahmad Abdul `Al Al-Thahtawi/ 2016