BELANDA–Seorang ilmuwan wanita muslim dan timnya di Eindhoven University of Technology Belanda, telah menerima penghargaan Physics World 2020 Breakthrough of the Year atas keberhasilannya menciptakan bahan berbasis silikon dengan celah pita langsung yang memancarkan cahaya pada panjang gelombang yang digunakan untuk telekomunikasi optik.
Pekerjaan mereka merupakan hasil kerjasama dengan Jens Renè Suckert dari Friedrich-Schiller-Universität Jena di Jerman, serta tim kolaborator internasional.
Elham Fadaly, kandidat PhD di jurusan Fisika Terapan, menerima penghargaan tersebut bersama Alain Dijkstra dan Erik Bakkers.
BACA JUGA: Ilmuwan Muslim Wanita Indonesia Ini Masuk Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia
Physics World melaporkan, selain memiliki aplikasi di telekomunikasi optik dan komputasi optik, bahan berbasis silikon baru dapat digunakan untuk membuat sensor kimia.
“Perangkat silikon menggerakkan masyarakat berbasis informasi kami, tetapi celah pita tidak langsung material [properti inheren dari struktur atom, yang mencegahnya memancarkan cahaya] telah menahannya dalam hal telekomunikasi dan aplikasi optik mutakhir lainnya,” kata anggota juri dan editor Fisika Dunia Hamish Johnston.
“Dengan menciptakan bahan berbasis silikon yang memancarkan cahaya pada panjang gelombang telekomunikasi, tim Bakkers telah membuka pintu ke dunia aplikasi baru untuk perangkat silikon.”
Physics World adalah publikasi dari UK Institute of Physics. Setiap tahun mereka mengumumkan penemuan fisika baru sebagai “Terobosan Tahun Ini”.
Siapa Elham Fadaly?
Elham lahir dan besar di Mesir. Dia belajar Teknik Elektronika di American University di Kairo di Mesir. Selama satu semester di luar negeri di tengah program sarjana di Amerika Serikat di Universitas Drexel, dia menjadi terpesona oleh nanoteknologi dan betapa transformatif aplikasinya dalam kehidupan kita sehari-hari.
BACA JUGA: Inilah Sederet Ilmuwan Muslim yang Meneliti dan Mengembangkan Vaksin Covid-19
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengejar hasratnya terhadap dunia keajaiban yang sangat kecil dan tersembunyi ini dengan mempelajari gelar master dalam nanosains dan nanoteknologi, dengan spesialisasi dalam nano-elektronik di Katholieke Universiteit di Leuven di Belgia dan Universitas Teknologi Chalmers di Swedia.
Setelah studinya, dia memulai gelar PhD dalam Fisika Terapan di Universitas Teknologi Eindhoven di Belanda. Penelitian doktoralnya difokuskan pada fabrikasi bahan nano untuk aplikasi cahaya dan memeriksa sifat optik dan elektroniknya.
Penghargaan tersebut bukanlah yang pertama bagi hijaber ini, karena Fadaly juga telah menerima penghargaan Teknologi Terbaik 2020 dari majalah teknologi Kijk. []
SUMBER: ABOUT ISLAM